All Article
Digital Marketing
Perempuan Ubah Wajah Digital Marketing? Ini Fakta, Bukan Sekedar Tren!
Perempuan dalam digital marketing jadi salah satu motor penggerak yang bikin industri ini makin hidup. Di tengah dunia yang makin kompetitif dan serba cepat, kehadiran mereka justru membawa angin segar kreativitas, empati, dan inovasi yang relate sama audiens.
Mulai dari storytelling dalam marketing digital sampai leadership yang adaptif, perempuan terbukti nggak hanya hadir, tapi mengubah wajah industri. Yuk, kita kupas bareng gimana peran perempuan jadi game changer yang nggak bisa lagi dipandang sebelah mata.
Women in Digital Leadership: dari Representasi ke Kepemimpinan
Perempuan dan tren marketing modern jadi dua hal yang nggak bisa dipisahin, Buddies. Perempuan udah berperan besar di industri digital marketing, tapi sayangnya, representasi mereka di posisi kepemimpinan masih ketinggalan.
Secara global, baru sekitar 37% perempuan yang menduduki posisi leadership di media dan komunikasi.[1] Padahal, mereka ngisi hampir setengah dari total tenaga kerja.
Di Indonesia, angkanya juga variatif, seperti di Sumatera Utara yang baru mencapai 27,29% dan Sumatera Barat 33,22%.[2] Bahkan, di sektor teknologi perempuan baru mengisi sekitar 25% posisi kepemimpinan.[3]
Padahal, makin beragam tim di balik layar, makin kaya juga insight yang masuk ke strategi. Apalagi, digital marketing melayani audiens lintas gender dan budaya. Makanya, perempuan perlu diberi ruang dan kesempatan yang sama seperti laki-laki untuk mengambil peran strategis—nggak cuma jadi eksekutor, tapi juga pengambil keputusan.
Kontribusi Nyata: Perempuan yang Mengubah Landscape Digital Marketing
Deskripsi: Lorraine Twohill di acara Le Web 3 Paris
Kini, makin banyak perempuan dalam creative direction yang eberadaannya jadi motor penting di balik banyak campaign global yang impactful.
Contohnya, Lorraine Twohill bareng Google sukses bikin visual search relevan buat Gen Z,[4] sementara Bozoma Saint John bikin Netflix lebih personal dan dekat ke audiens.[5]
Lewat pendekatan yang empatik dan adaptif, perempuan mampu bawa gaya komunikasi yang fresh sekaligus ngena. Nah, beberapa keunggulan berikut ini jadi senjata rahasia mereka di dunia digital marketing.
Emotional Storytelling
Perempuan punya keunggulan dalam menghadirkan emotional storytelling. Selain jualan produk, mereka bisa menyentuh pengalaman dan emosi audiens. Sensitivitas mereka bikin narasi terasa personal, sehingga banyak campaign global sukses, memorable, dan viral di hati target market.
Bangun Relasi Lewat Konten yang Humanis
Pendekatan humanis perempuan di marketing bikin konten terasa hangat dan personal, bukan sekadar ajakan beli. Relasi yang dibangun lebih natural, sehingga audiens nyaman dan percaya. Nggak heran, brand yang konsisten pakai cara ini punya komunitas loyal dan engagement yang tahan lama.
Adaptif terhadap Tren Digital
Hal menarik lainnya adalah perempuan lebih adaptif pada tren digital, terutama di platform visual seperti TikTok, Instagram, dan Pinterest. Mereka lihai membaca perilaku audiens dan cepat merespons tren.
Hasilnya, konten nggak sekadar ikut-ikutan, tapi punya pesan yang resonate berkat pendekatan humanis mereka.
Buddies, banyak campaign viral ternyata lahir dari female-driven strategy yang berempati dan relevan. Nggak heran, makin banyak brand ngandelin perspektif perempuan buat strategi yang berdampak.
Pelajaran Penting buat Brand & Tim Marketing
Semakin jelas kalau value-driven marketing dan emotional storytelling jadi kekuatan utama yang perempuan bawa dalam membangun strategi.
Tapi, bukan cuma soal gaya komunikasi, ada alasan kuat kenapa brand perlu melibatkan banyak perempuan di dapur strategi mereka, seperti:
1. Insight Konsumen Lebih Kaya dan Beragam
Perempuan sering membawa perspektif yang luas dan empatik karena perannya sebagai decision maker dalam keseharian. Mereka nggak cuma paham data, tapi juga pengalaman nyata audiens.
Inilah yang bikin strategi empatik dari perempuan marketer terasa lebih relate, ngena, dan membentuk koneksi kuat dengan target market.
2. Lebih Peka terhadap Tren Emosional dan Perubahan Perilaku Audiens
Perempuan dalam tim marketing umumnya lebih sensitif membaca sinyal emosional yang muncul dari audiens. Mereka cepat menangkap shifting behavior di social media, tren mikro, hingga perubahan gaya komunikasi.
Kepekaan ini bikin strategi brand lebih adaptif, relevan, dan mampu merespons dinamika pasar dengan tepat.
3. Mendorong Strategi yang Lebih Sustainable dan Relationship-Oriented
Perempuan cenderung merancang strategi yang fokusnya jangka panjang. Makanya, relasi yang sustainable dengan audiens jadi poin penting dalam langkahnya.
Dengan pendekatan yang relationship-oriented, brand juga punya fondasi lebih solid terutama lewat loyalitas audiens. Bukan sekadar kejar angka vanity yang cepat tapi rapuh.
Perempuan, Kunci Strategi Digital yang Lebih Relevan
Perempuan kini bukan lagi sekadar pelengkap, tapi jadi decision maker dan inovator yang ngasih warna baru di dunia digital marketing. Di tengah kebutuhan brand yang makin butuh strategi kreatif, adaptif, dan relevan, perspektif perempuan justru jadi kunci bikin campaign lebih ngena dan berdampak.
Kalau kamu mau mulai bangun strategi yang lebih kuat dan empatik, Boleh Dicoba Digital (BDD) siap bantu lewat layanan Creative Performance, Content Development, Social Media Management, dan Corporate Training.
Saatnya maksimalkan kekuatan perempuan dalam digital marketing bareng BDD!
Related Article
All Article
05 Dec 2025
Kekuatan Nano dan Micro Influencer Marketing: Cara Bangun Kepercayaan di Era Digital
Maksimalkan ROI pemasaranmu dengan micro-influencer marketing! Temukan perbedaan macro vs micro influencers, strategi memilih influencer yang tepat, dan tips kampanye efektif untuk tingkatkan kepercayaan pasar.
Read More
All Article
03 Dec 2025
Bikin Konten Tiap Hari Tapi Minder? Begini Cara Hadapi Impostor Syndrome
Merasa kompeten tapi minder saat bikin konten? Pelajari cara mengatasi impostor syndrome agar percaya diri dan produktif di dunia digital.
Read More
All Article
03 Dec 2025
Capek Tapi Harus Kreatif? Ini Akar Masalah Creative Burnout di Dunia Agency
Creative burnout terjadi bukan karena nggak kompeten, Buddies. Cari tahu penyebab, dampak, dan cara mengelolanya dengan strategi sehat
Read More