All Article
Digital Marketing
Evolusi Habit User dalam Pemakaian Mesin Pencari
Kalau rewind ke beberapa tahun lalu, saat butuh info apa pun, insting pertama dalam mencari informasi pasti langsung buka mesin pencari, ketik kata kunci, dan klik salah satu hasil di halaman pertama. Tapi sekarang? Well, cara orang mencari informasi udah jauh lebih beragam dan intuitif.
Teknologi seperti Google Lens dan Google Assistant makin sering dipakai. Pencarian soal Google Lens naik 20%,[1] sementara penggunaan Google Assistant tumbuh rata-rata 2,5% per tahun.[2] Ini nunjukin kalau orang kini lebih suka cara mencari yang cepat, visual, dan bahkan interaktif.
Belum lagi munculnya platform seperti TikTok dan AI generatif yang ikut memperluas makna dari mesin pencari. Sekarang, user mulai sadar bahwa ada banyak contoh mesin pencari selain Google, bahkan YouTube dan TikTok yang kini punya fungsi serupa.
Nah, sebenarnya apa yang memicu perubahan besar ini? Yuk, kita kupas lebih dalam!
Bangkitnya Pencarian Visual
Buddies, sekarang kita nggak harus selalu mengetik kata kunci di mesin pencari Google buat tahu sesuatu. Cukup foto sesuatu, dan boom, Google Lens langsung kasih info lengkap. Inilah yang disebut visual search alias pencarian berbasis gambar.
Contohnya, Google Lens bisa banget kamu pakai buat:
- Cari produk: Cukup foto bendanya, Google Lens langsung ngasih tahu produk itu merek apa, di mana belinya, dan berapa harganya.
- Translate bahasa: Lagi liburan ke luar negeri terus bingung baca menu atau arah jalan? Arahkan kamera ke tulisan dan Google Lens akan langsung menerjemahkan.
- Cari informasi tempat: Nemu bangunan bersejarah yang menarik, tapi nggak tahu ceritanya? Jepret dan semua info bakal muncul.
Teknologi ini bikin user behavior berubah: dari ngetik ke snap, dari baca ke lihat. Dan yang menarik, visual search ini bahkan dianggap sebagai masa depan, mesin pencari terbaik yang lebih instan dan user-friendly.
Kemauan orang yang maunya serba instan plus gampang jadi alasan utama metode pencarian ini jadi populer. Daripada repot ngetik yang kadang malah bingung mau nulis apa, orang cukup foto dan dalam hitungan detik, informasi langsung muncul.
Buat bisnis, ini peluang besar. Optimasi website untuk visual search bisa jadi game-changer. Produkmu bisa lebih mudah orang temukan lewat gambar dan kamu bisa menjangkau calon pembeli baru yang sebelumnya mungkin nggak kamu jangkau lewat pencarian biasa.
Peran Baru Media Sosial: Platform Penemuan (Discovery Platform)
Lanjut ke fenomena yang nggak kalah penting: social media sekarang juga berperan sebagai mesin pencari (search engine) baru, khususnya di kalangan Gen Z.
TikTok misalnya, bukan cuma buat nonton dance challenge. Banyak orang sekarang nyari info, rekomendasi, bahkan tutorial di platform ini. Kenapa? Karena kontennya lebih real, relatable, dan datang dari sesama user, bukan dari brand yang ujungnya cuma jualan produk tanpa ngasih apa yang user butuhkan.
Kalau dulu kita cari “tempat makan enak di Jakarta” di Google, sekarang cukup ketik hal yang sama di TikTok dan langsung muncul konten food vlogger lokal yang ngasih review jujur plus visual menarik. Di sinilah letak perbedaan search engine tradisional dan platform discovery seperti TikTok.
Inilah kenapa, buat bisnis zaman sekarang, nggak cukup cuma tampil di satu kanal aja. Kamu perlu hadir di berbagai platform, karena audiensmu sekarang nggak hanya cari di Google, tapi juga scroll dan cari tahu lewat media sosial. Semakin kamu memperluas kehadiran brand, semakin besar peluang orang datang dan membeli.
AI Generatif: Jawaban yang Langsung “to the Point”
Last but not least, kita bahas soal teknologi AI generatif. Buddies mungkin udah akrab sama ChatGPT atau Google Gemini, kan?
Nah, AI hadir bukan untuk saingi mesin pencari, tapi jadi pendamping yang menyajikan info secara langsung, ringkas, dan personal. Nggak perlu lagi scroll panjang atau lompat dari satu artikel ke artikel lain. Cukup tanya satu hal dan AI langsung kasih jawaban dalam bentuk rangkuman dari berbagai sumber, langsung, sesuai kebutuhanmu.
Adaptasi Adalah Kunci
So, Buddies, bisa kita lihat bahwa perilaku user dalam menggunakan mesin pencari udah berevolusi drastis. Sekarang nggak cuma soal ketik dan klik. Format pencarian makin beragam, dari teks, gambar, suara, hingga AI.
Jadi penting banget buat brand dan bisnis untuk menyesuaikan strategi kontennya supaya tetap relevan dan bisa fit in dengan habit baru ini. Karena sekarang, eksistensi digital bukan cuma tentang muncul di Google, tapi juga hadir di TikTok, muncul di hasil visual search, dan bahkan tampil dalam hasil AI generatif.
Kalau kamu merasa butuh bantuan untuk membuat konten yang engaging dan strategi yang tepat di tengah evolusi mesin pencari ini, we got your back!
Kami Boleh Dicoba Digital (BDD) punya layanan Social Media Management dan Creative Performance yang siap bantu kamu stay ahead of the game. Jangan biarkan bisnismu ketinggalan, yuk hubungi kami sekarang juga untuk elevasi brand kamu ke level berikutnya!
Related Article
All Article
05 Dec 2025
Kekuatan Nano dan Micro Influencer Marketing: Cara Bangun Kepercayaan di Era Digital
Maksimalkan ROI pemasaranmu dengan micro-influencer marketing! Temukan perbedaan macro vs micro influencers, strategi memilih influencer yang tepat, dan tips kampanye efektif untuk tingkatkan kepercayaan pasar.
Read More
All Article
03 Dec 2025
Bikin Konten Tiap Hari Tapi Minder? Begini Cara Hadapi Impostor Syndrome
Merasa kompeten tapi minder saat bikin konten? Pelajari cara mengatasi impostor syndrome agar percaya diri dan produktif di dunia digital.
Read More
All Article
03 Dec 2025
Capek Tapi Harus Kreatif? Ini Akar Masalah Creative Burnout di Dunia Agency
Creative burnout terjadi bukan karena nggak kompeten, Buddies. Cari tahu penyebab, dampak, dan cara mengelolanya dengan strategi sehat
Read More