All Article
Digital Marketing
Iklan Jalan tapi Nggak Ada yang Klik? Mungkin Visualnya Kurang ‘Nendang’
Pernah nggak sih, Buddies, udah bikin iklan capek-capek, bayar budget lumayan, tapi hasilnya nihil? No click, no leads, no sales. Padahal, pesannya udah oke, CTA-nya udah ada. Nah, bisa jadi masalah ada di visualnya yang kurang “nendang” buat bikin orang berhenti scroll.
Di dunia digital yang super cepat plus lautan konten, visual itu senjata pertama yang perlu kamu perhatikan untuk menarik perhatian. Tanpa tampilan yang memikat di 3 detik awal, iklan kamu bakal dilewati audiens begitu aja dan nggak ada hasilnya.
Terus gimana cara biar iklan kamu bisa stand out dan beneran menghasilkan? Yuk, kita bahas bareng di artikel ini!
Perhatikan Elemen Visual dalam Iklan
Data Facebook menunjukkan bahwa penonton yang bertahan selama 3 detik pertama cenderung melanjutkan menonton 10 hingga 30 detik ke depan.[1] Artinya, kalau kamu mau iklan produk atau iklan komersialmu nggak numpang lewat, kamu wajib bikin orang berhenti scroll sejak detik pertama, Buddies!
Gimana caranya?
Buat visual iklan yang mencolok dan menarik perhatian. Gunakan warna-warna cerah dan kontras yang tetap enak dipandang supaya iklanmu tampil menonjol di tengah lautan konten.
Selain warna, pastikan headline-nya juga nggak bertele-tele. Sampaikan manfaatnya secara langsung dan jelas. Gunakan gambar atau ilustrasi yang relevan dengan audiens yang kamu tuju, supaya pesan iklanmu terasa lebih personal dan relate.
Selanjutnya, jangan menggunakan terlalu banyak elemen visual. Ini bisa bikin iklan terasa sumpek dan sulit orang cerna. Visual yang efektif itu bukan hanya enak dilihat dan cantik, tapi juga harus mendukung pesan utamamu secara fungsional dan efisien.
Sesuaikan Format Iklan dengan Platform-nya
Beda platform, beda juga gaya mainnya. Contoh iklan yang sukses di Facebook, belum tentu perform juga di TikTok atau LinkedIn.
Biar nggak salah langkah, ini format yang paling cocok di masing-masing platform:
Instagram dan Facebook
Pengguna senang dengan tampilan visual yang menarik dan cerita yang to the point. Jadi, pastikan iklanmu tampil catchy dan mudah dicerna dalam waktu singkat.
Format: Dominan iklan gambar (foto atau karosel), video pendek, atau Stories.
TikTok
Di TikTok, audiens datang buat cari hiburan yang terasa dekat dengan keseharian mereka. Iklan yang terlalu kaku atau terlalu “jualan” biasanya malah di-skip. Yang works? Konten yang natural, raw, fun, dan sesuai tren.
Format: Video vertikal berdurasi pendek dengan sound atau musik viral, dikemas dengan gaya yang autentik.
LinkedIn beda lagi, Buddies. Di sini, audiensnya profesional yang lebih fokus pada konten yang informatif dan berbobot. Iklan kamu harus kelihatan lebih serius, relevan, dan punya nilai tambah buat karier atau bisnis mereka.
Format: Teks singkat tapi kuat, artikel insight, infografis informatif, atau video edukatif.
Selain menentukan jenis konten, kamu juga perlu menyesuaikan dimensi, lama durasi, dan cara penyampaian iklan sesuai dengan platform-nya.
CTA Harus Jelas dan Terlihat
Call-To-Action (CTA) punya peran penting banget dalam iklan karena inilah momen penentu: audiens mau ambil aksi atau cuma lewat begitu saja setelah lihat kontenmu.
Makanya, pastikan CTA-mu terlihat jelas. Gunakan warna yang mencolok agar menonjol dari elemen lain, dan tambahkan visual pendukung seperti ikon panah atau animasi kecil yang bisa menarik perhatian ke arah tombol CTA.
Hindari meletakkan CTA terlalu di akhir video, apalagi kalau durasinya lumayan panjang. Penonton bisa keburu bosan dan skip sebelum CTA-nya sempat muncul. Lebih baik taruh di awal atau tengah-tengah, ketika atensi mereka masih tinggi.
Kalau videonya pendek, langsung gas di detik pertama. Contohnya: “Mau diskon spesial? Klik sekarang!” Kalimat singkat seperti ini bisa langsung tangkap perhatian dan mendorong aksi sebelum penonton berpaling.
Tes Konten dan Lakukan Pendekatan Berbasis Data
Iklan yang efektif bukan sekadar soal selera atau intuisi, tapi soal bagaimana konten itu benar-benar nyambung dengan audiens dan mampu mendorong aksi. Itulah kenapa pendekatan berbasis data jadi hal penting dalam proses kreatif.
Dan itulah yang kami lakukan di BDD. Kami nggak asal tayang. Setiap konten iklan selalu diuji dulu lewat A/B testing buat tahu versi mana yang paling efektif. Mulai dari visual, gaya copy, sampai susunan layout, semuanya dicoba dalam berbagai kombinasi untuk ngeliat mana yang paling bisa ngangkat CTR dan ROAS.
Jadi, setiap keputusan desain bukan cuma berdasar intuisi atau selera visual aja, tapi juga didukung data nyata dari performa sebelumnya. Hasilnya? Kampanye lebih tajam, bujet lebih efisien, dan hasil yang lebih maksimal.
Buddies, iklan adalah senjata digital yang powerful kalau dimaksimalkan dengan benar. Tapi ingat, iklan yang biasa-biasa aja nggak cukup. Kamu perlu bikin konten yang super menarik agar bisa menghentikan scroll, bikin audiens penasaran, dan akhirnya bertindak.
Kalau kamu pengen punya iklan yang kerja keras buat hasilkan konversi nyata, tim Boleh Dicoba Digital (BDD) siap bantu kamu. Lewat layanan Performance Creative, kami bantu kamu bikin konten iklan yang visualnya “nendang”, copy-nya kuat, dan tentunya didukung data real-time untuk performa optimal. Let’s create ads that not only show up, but also show results!
Related Article
All Article
05 Dec 2025
Kekuatan Nano dan Micro Influencer Marketing: Cara Bangun Kepercayaan di Era Digital
Maksimalkan ROI pemasaranmu dengan micro-influencer marketing! Temukan perbedaan macro vs micro influencers, strategi memilih influencer yang tepat, dan tips kampanye efektif untuk tingkatkan kepercayaan pasar.
Read More
All Article
03 Dec 2025
Bikin Konten Tiap Hari Tapi Minder? Begini Cara Hadapi Impostor Syndrome
Merasa kompeten tapi minder saat bikin konten? Pelajari cara mengatasi impostor syndrome agar percaya diri dan produktif di dunia digital.
Read More
All Article
03 Dec 2025
Capek Tapi Harus Kreatif? Ini Akar Masalah Creative Burnout di Dunia Agency
Creative burnout terjadi bukan karena nggak kompeten, Buddies. Cari tahu penyebab, dampak, dan cara mengelolanya dengan strategi sehat
Read More