All Article
Digital Marketing
Multilingual SEO: Cara Jitu Perluas Pasar Lewat Bahasa
Coba bayangin, kamu punya produk kece banget, tapi websitemu cuma pakai satu bahasa. Padahal calon pembelimu bisa aja datang dari berbagai negara dengan bahasa yang beda-beda. Sayang banget kan kalau peluang segede itu kebuang cuma gara-gara masalah bahasa? Nah, di sinilah multilingual SEO jadi game changer. Dengan strategi ini, websitemu bisa “ngomong” pakai banyak bahasa, nyambung ke lebih banyak orang, dan bikin brandmu kerasa kayak lokal di tiap pasar.
Contoh gampangnya Grab. Walau aslinya lahir di Malaysia dengan nama MyTeksi, Grab bisa ngeboss di Indonesia karena paham pentingnya bahasa + lokalisasi. Mereka hadir full Bahasa Indonesia, pakai istilah yang akrab di telinga, sampai nyediain pembayaran lokal kayak OVO. Hasilnya? Banyak yang sampai mikir Grab itu brand asli Indonesia. Itu bukti nyata kalau multilingual SEO bukan sekadar translate, tapi strategi yang bisa bikin brand asing diterima kayak milik sendiri.
Apa Itu Multilingual SEO?
Multilingual SEO adalah optimasi website biar bisa muncul di hasil pencarian dengan berbagai bahasa. Jadi bukan cuma translate pakai Google Translate (yang kadang hasilnya kaku banget), tapi beneran dilokalisasi sesuai bahasa, budaya, dan cara orang lokal cari sesuatu di Google.
Kenapa Multilingual SEO Penting?
Alasannya simpel tapi kuat:
- Buka pasar lebih luas. Bahasa itu pintu masuk ke audiens baru.
- Bangun trust. Orang lebih nyaman baca/belanja pakai bahasa sendiri.
- Boost conversion. Kalau terasa “ini website gue banget”, kemungkinan klik beli makin tinggi.
- Tambah traffic organik. Google suka website dengan struktur bahasa yang jelas.
Contoh real: di Indonesia, banyak orang tetap ngetik keyword dalam Bahasa Indonesia walau bisa bahasa Inggris. Kalau websitemu cuma tersedia dalam English, ya kesempatan itu bisa lewat begitu aja.
Multilingual SEO vs SEO International
Banyak orang nyampurin dua istilah ini, padahal ada bedanya:
- Multilingual SEO → fokus ke bahasa.
Cocok kalau kamu target user multilingual di satu negara (contoh: Indonesia pakai Indonesia & English), atau satu bahasa dipakai lintas negara (contoh: Spanyol di Spanyol + Latin Amerika). - SEO International → fokus ke negara.
Nggak cuma soal bahasa, tapi juga lokasi fisik, metode pembayaran, regulasi hukum, sampai logistik.
Jadi, multilingual SEO itu bisa jadi bagian dari strategi SEO International dan bisa dijalankan secara bersamaan.
Kamu bisa di lihat dari table berikut perbedaan diantara kedua strategy ini:
| Aspek | Multilingual SEO | International SEO |
| Fokus utama | Bahasa | Negara/Geografi |
| Target | Audiens beda bahasa (ID, EN, JP, dll) | Negara berbeda(Indonesia, Jepang, USA, dsb.) |
| Contoh sasaran | Konten pakai multi-bahasa di 1 negara | Optimasi ranking di Google Jepang/Indonesia |
| URL bisa berbeda | Ya, berdasarkan bahasa | Bisa ya bisa tidak |
| Contoh | Menargetkan pengguna berbahasa Jepang dan Inggris, meski di negara yang sama | Menargetkan pengguna di Indonesia, walau tetap berbahasa Inggris |
Baca Juga: Strategi Pemasaran Global: SEO International untuk UMKM
6 Langkah Praktis Multilingual SEO
- Identifikasi Market & Bahasa Target
Jangan asal translate semua konten. Cek dulu demand pakai tools kayak Market Explorer atau Google Trends.
Contoh: kalau jual fashion muslim, target bahasa Arab, Melayu, dan Indonesia bisa lebih relevan dibanding langsung sikat Eropa. - Riset Keyword per Bahasa & Negara
Keyword populer beda-beda tiap negara.
- Gunakan bantuan native speaker.
- Tools: SEMrush Keyword Magic, Google Keyword Planner.
- Contoh: orang Indonesia lebih sering cari “ojol” ketimbang “ride hailing service”.
- Gunakan bantuan native speaker.
- Struktur URL yang Jelas
Pilihan ada tiga:
- ccTLD (.id, .sg) → jelas banget tapi lebih ribet dan mahal.
- Subdomain (id.website.com) → fleksibel, tapi authority bisa terpecah.
- Subfolder (website.com/id/) → murah & SEO-friendly.
Hindari URL parameter (?lang=id), bikin Google bingung.
- ccTLD (.id, .sg) → jelas banget tapi lebih ribet dan mahal.
- Translate + On-Page Optimasi Konten
- Jangan cuma translate → lokalisasi.
- Sesuaikan mata uang, tanggal, timezone, sampai gambar.
- Optimasi meta tag, slug URL, alt text, dan internal link per bahasa.
- Jangan cuma translate → lokalisasi.
- Implementasi Hreflang dengan Benar
- Pakai kode ISO (id-ID, en-US).
- Gunakan self-referencing hreflang.
- Taruh di <head> atau sitemap.
- Cek pakai tools audit (SEMrush, Ahrefs).
- Pakai kode ISO (id-ID, en-US).
- Backlink & Digital PR Lokal
- Bangun backlink dari media lokal.
- Kolaborasi dengan blogger/influencer lokal.
- Sesuaikan PR campaign dengan budaya target.
- Bangun backlink dari media lokal.
4 Kesalahan Umum (dan Cara Hindarinya)
- Pakai Auto-translate tanpa proofreading → hasilnya aneh.
- URL structure nggak konsisten → sulit diindeks dan bikin user bingung
- Salah set hreflang → Google nampilin versi bahasa yang enggak sesuai
- Cuma fokus teks, lupa meta tag & teknis lain. Padahal title tag, slub, dan internal link juga penting
Tips: Audit rutin & libatkan native speaker buat jaga kualitas konten.
Tools & Resources Murah + Cepat
- Google Translate + edit manual → buat draft awal.
- SEMrush Keyword Magic Tool → riset keyword multilingual
- Ahrefs / Ubersuggest → analisis keyword & backlink
- Google Search Console → pantau performa tiap bahasa (gratis!).
Studi Kasus
1. E-commerce Fashion Indonesia → Malaysia
- Tambahin bahasa Melayu
- Keyword “baju wanita muslimah” → “pakaian wanita muslimah”.
- Pakai subfolder /my/.
- Tambah metode pembayaran lokal.
Hasil: +120% traffic organik dalam 6 bulan, konversi naik 35%.
2. Grab: Dari Malaysia, Jadi Seolah Brand Lokal Indonesia
Grab lahir di Malaysia (awal nama: MyTeksi). Tapi saat ekspansi ke Indonesia, mereka sukses berat dengan strategi lokalisasi:
- Bahasa & branding → full Bahasa Indonesia.
- Layanan lokal → GrabBike, GrabFood, GrabExpress.
- Pembayaran → integrasi OVO, cashless jadi gampang.
- Optimasi keyword lokal → “ojol”, “antar makanan”, “pesan motor online”.
- Promosi → influencer & media lokal.
Alhasil, Grab jadi aplikasi ride-hailing paling populer di Indonesia. Bahkan banyak orang kira Grab itu asli Indonesia
Kesimpulan
Multilingual SEO itu bukan sekadar translate, tapi gabungan teknis, konten, dan budaya lokal.
Langkah penting yang wajib kamu ingat:
- Tentuin market target.
- Riset keyword per bahasa.
- Pilih struktur URL yang pas.
- Optimasi konten on-page.
- Implementasi hreflang.
- Bangun backlink lokal.
Contoh Grab nunjukin, kalau brand asing bisa terasa kayak brand lokal berkat strategi bahasa + budaya yang tepat.
Punya website keren tapi masih stuck di satu bahasa? Saatnya naik level. Mulai pelan-pelan dengan multilingual SEO, siapa tahu itu jalan kamu ke pasar global.
Kalau pengin belajar lebih lanjut atau butuh partner buat eksekusi, coba cek Boleh Dicoba Digital (BDD). BDD siap bantu kamu scale up lewat strategi multilingual SEO yang ramah budget & tepat sasaran.
Related Article
All Article
05 Dec 2025
Kekuatan Nano dan Micro Influencer Marketing: Cara Bangun Kepercayaan di Era Digital
Maksimalkan ROI pemasaranmu dengan micro-influencer marketing! Temukan perbedaan macro vs micro influencers, strategi memilih influencer yang tepat, dan tips kampanye efektif untuk tingkatkan kepercayaan pasar.
Read More
All Article
03 Dec 2025
Bikin Konten Tiap Hari Tapi Minder? Begini Cara Hadapi Impostor Syndrome
Merasa kompeten tapi minder saat bikin konten? Pelajari cara mengatasi impostor syndrome agar percaya diri dan produktif di dunia digital.
Read More
All Article
03 Dec 2025
Capek Tapi Harus Kreatif? Ini Akar Masalah Creative Burnout di Dunia Agency
Creative burnout terjadi bukan karena nggak kompeten, Buddies. Cari tahu penyebab, dampak, dan cara mengelolanya dengan strategi sehat
Read More