Kasus Judi di Indonesia sudah sangat merajalela dan bermacam-macam jenisnya. Mulai dari judi yang sangat tradisional, seperti sabung ayam, hingga yang paling kekinian dan mudah diakses yaitu judi online.
Menurut survei Drone Emprit, Indonesia menduduki posisi pertama dalam jumlah pemain judi slot dan gacor di dunia. Angka ini mencapai 201.122 pemain, mengalahkan negara-negara seperti Kamboja, Thailand, hingga Rusia.
Pandemi COVID-19 menjadi salah satu faktor melesatnya fenomena judi online di Indonesia. Dalam kondisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), judi online menjadi pelarian bagi masyarakat yang terbatas dalam interaksi sosial. Dimulai dari keisengan masyarakat mencoba judi online dan mulai merasakan kemenangan dari modal kecil.
Namun, kemenangan kecil tersebut kadang menjadi pemicu bagi masyarakat untuk terus bermain, meskipun tidak sebanding dengan jumlah modal yang telah dikeluarkan.
Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan judi online adalah tekanan sosial, di mana mereka yang terpengaruh oleh rasa takut ketinggalan atau Fear of Missing Out (FOMO) akan mengikuti teman-teman mereka yang telah terjerumus ke dalam lingkaran judi online.
Tapi, gimana sih awal mulanya budaya judi dapat berkembang di Indonesia? dan seberapa besar media sosial mempengaruhi perkembangan judi? Tenang, semua pertanyaan tersebut akan kita bahas di artikel ini. Simak ya!
Judi online secara umum
Secara umum, judi online didefinisikan sebagai kegiatan permainan yang dilakukan dengan taruhan uang atau barang berharga dan dapat dimenangkan oleh siapapun secara daring. Maka, nggak jarang banyak orang yang tergiur dengan uang “panas” ini dan menganggap akan menjadi kaya mendadak dari mengikuti permainan sejenis ini.
Banyak jenis judi online yang populer di masyarakat. Beberapa di antaranya melibatkan media seperti domino, kartu remi, atau nomor yang dipilih, mirip dengan permainan di kasino. Jenis-jenis permainan ini menarik minat pemain dengan variasi pengalaman perjudian yang berbeda.
Seiring cepatnya perkembangan teknologi internet, menyebabkan akses ke permainan judi online menjadi mudah. Ini menjadi hal yang berbahaya, karena dapat menjaring pemain mulai dari anak anak hingga lansia.
Selain itu, judi online juga mengakibatkan para pemain merasa kecanduan. Di beberapa kasus, judi online disebutkan dapat menyebabkan stress jika terus terusan dilakukan hingga kehilangan banyak uang dan harta.
Faktor yang membuat judi berkembang di Indonesia
Pada dasarnya, Judi di Indonesia sudah ada sejak zaman dulu. Sabung ayam jadi salah satu bentuk permainan judi paling tradisional di Indonesia yang masih ada sampai sekarang.
Namun, kedatangan VOC ke Indonesia sekitar tahun 1620 menjadi salah satu faktor yang membuat judi makin berkembang di Indonesia. VOC memberikan izin untuk semua rumah judi baik yang ada di dalam benteng Batavia ataupun di luar benteng. Hal ini membuat VOC mendapatkan keuntungan yang sangat besar dari rumah judi tersebut karena diterapkannya pajak yang tinggi.
Permainan judi ala Eropa lainnya mulai memasuki Indonesia sekitar pada abad ke-19 pertengahan. Permainan judi seperti ini bisa masuk karena para penjajah Belanda gemar memainkan nya yang kemudian tersebar ke kalangan rakyat Indonesia.
Seiring berkembangnya kemajuan teknologi, judi di Indonesia menjadi makin marak berkeliaran dari berbagai lapisan masyarakat. Judi online menjadi hal yang paling sering dimainkan karena akses yang mudah dan cukup membutuhkan internet dan ponsel saja.
Maraknya kasus artis yang mempromosikan judi online
Akhir-akhir ini media sosial menjadi media para influencer untuk mempromosikan situs judi. Beberapa nama dari influencer dan artis terkenal pun ikut terseret dalam kasus dugaan promosi judi online.
Sebenarnya seberapa besar pengaruh influencer terkait promosi judi online dan seberapa serius masalah yang ditimbulkan?
Influencer bisa dikatakan merupakan trend-setter bagi milenial dan gen Z. Dengan followers yang banyak memungkinkan mereka untuk mempengaruhi perilaku banyak orang.
Selain itu, influencer yang mempromosikan judi online seringkali menggunakan strategi memamerkan harta kekayaan dan aset mereka. Hal ini memiliki potensi besar untuk mempengaruhi pola pikir masyarakat yang belum teredukasi. Masyarakat yang terpengaruh iklan judi online akan memulai kebiasaan berjudi dengan harapan mendapatkan kekayaan secara cepat.
Selain itu ada beberapa faktor lain yang menyebabkan masyarakat terjerumus kedalam judi online diantaranya:
- Kondisi ekonomi.
sebagian besar korban dari judi online berasal dari kalangan yang memiliki kondisi ekonomi yang sulit, sehingga tidak menutup kemungkinan korban yang memiliki kesulitan ekonomi terobsesi dengan iming-iming untuk mendapat uang dengan cara cepat melalui jalur judi.
- Lemahnya literasi digital.
Faktor lemahnya literasi digital menjadi penyebab masyarakat mudah terpedaya dalam dunia digital yang dipenuhi berbagai macam informasi. Maka diperlukan adanya edukasi kepada masyarakat agar tetap berpikir kritis dan tidak lagi melihat dunia dari sisi asumsi, dugaan dan permukaan saja. Namun diperlukan pengetahuan yang mumpuni dan mendalam.
- Lemahnya literasi keuangan.
Lemahnya literasi keuangan juga menjadi faktor yang menyebabkan judi online semakin merajalela di Indonesia. Sebagian masyarakat kita masih awam dan sulit membedakan antara dunia trading dengan judi online. Mereka dengan mudah berinvestasi hanya dengan mengikuti para influencer yang diidolakan. Padahal, sebelum memutuskan untuk berinvestasi, dibutuhkan pemahaman khusus agar tidak mudah terjebak pada investasi bodong.
Nah, itu dia alasan mengapa fenomena judi online menjadi marak di kalangan masyarakat Indonesia dan faktor apa saja yang mendukung pesatnya perkembangan judi online. Nah menurutmu faktor apa lagi yang mempengaruhi meningkatnya fenomena judi online? Share pendapatmu di kolom komentar ya Buddies!