All Article
Digital Marketing
Kenapa Native Ads Lebih Efektif daripada Iklan Biasa? Ini Penjelasannya

Native advertising makin relevan karena audiens sekarang jauh lebih pintar menghindari iklan yang terasa memaksa. Mereka nggak mau diganggu, tapi tetap mau informasi yang berguna, relevan, dan nggak terasa seperti promosi.
Data bahkan menunjukkan lebih dari 90% pengguna digital mengabaikan display ads tradisional.[1] Sekarang pertanyaannya, gimana native advertising bikin orang tetap engage tanpa sadar mereka sedang melihat iklan?
Native Ads, Apa Itu?
Kalau display ads tradisional berfungsi seperti billboard digital—terlihat, jelas iklan, dan sering kamu lewati—maka format yang satu ini hadir lebih smooth. Iklan ini mengikuti gaya platform tempat iklan ini muncul.
Native ads meaning muncul sebagai artikel rekomendasi, advertorial di media online, konten rekomendasi di bawah artikel, Spark Ads di TikTok, atau sponsored post yang mingle di Feed.
Secara psikologis, otak lebih mudah menerima iklan yang tampil seperti bagian organik dari konten, atau yang disebut dengan processing fluency. Menariknya, studi menunjukkan konsumen lebih tertarik pada format editorial yang informatif daripada banner promo yang terang-terangan.[2]
Dampak ke Brand: Dari Awareness ke Kepercayaan
Selain tampil beda, kekuatan iklan yang satu ini adalah relevansi yang pas dengan audiens, Buddies. Berikut adalah dampak yang dirasakan brand dengan penerapan native ads yang tepat.
Awareness yang Lebih Bernyawa
Format yang menyatu dengan lingkung platform bikin viewability jadi jauh lebih tinggi daripada banner yang sering kena skip. Bahkan studi menunjukan rata-rata CTR native ads berada di kisaran 0,2% sampai 0,5%, sedangkan banner tradisional hanya 0,05% hingga 0,11%.[3]
Artinya, performanya bisa 8 hingga 8,8 kali lebih tinggi. Jadi exposure-nya bukan cuma tampil, tapi audiens benar-benar notice dan memprosesnya.
Kredibilitas yang Tumbuh dari Nilai
Orang cenderung percaya brand yang kontekstual, bukan memberi instruksi, Buddies. Saat konten hadir sebagai insight, edukasi, atau storytelling—bukan hard selling—perceived authority makin kuat.
Engagement Lebih Alami, Niat Beli Ikut Naik
Respons audiens turut terasa natural karena iklan yang relevan dan kontekstual. Bahkan sebaut riset pernah menunjukkan kalau format ini meningkatkan purchase intent hingga 18%, bahkan online traffic naik hingga 21% daripada banner.[4] Engagement yang organik adalah sinyal kualitas, bukan kebetulan semata.
Dampak ke Revenue: From Attention to Action

Kalau awareness sudah terbangun, monetisasi juga lebih mudah, Buddies. Format iklan yang relevan dan alami bikin audiens lebih terbuka ke funnel berikutnya. Ini juga memungkinkan lead generation yang effortless karena kontennya nggak mengintimidasi.
Data juga menunjukkan kalau native ads punya engagement dan CTR yang jauh lebih tinggi. Beberapa studi menunjukkan CTR native bisa mencapai 0,8%, lebih tinggi daripada banner yang ada di 0,05–0,10%.[5]
Angka ini menunjukkan lower psychological resistance, alias audiens lebih nyaman berinteraksi karena konteks iklannya menyatu dengan pengalaman konsumsi konten mereka.
Intent membeli juga ikut terdorong naik hingga 18%, sekaligus meningkatkan brand affinity hingga 9%. Ini berarti bahwa orang nggak hanya tertarik, tapi mulai mempertimbangkan transaksi, Buddies.
The best part? Kamu bisa mengukur dampaknya, mulai dari tracking engagement, conversion paths, hingga split-testing konten dan placement.
Revenue yang muncul bukan dari satu broadcast ad, tapi dari pola perilaku yang konsisten terbangun lewat pendekatan contextual advertising. Dengan kata lain, format ini membangun kebiasaan audiens untuk percaya lalu membeli.
Strategi Native Advertising yang Relevan & Kontekstual
Gimana caranya bikin native ads terkenang oleh audiens? Kamu harus mulai dari fondasinya.
Formula paling efektif selalu berputar di empat elemen: format yang tepat, audiens yang relevan, konten yang terasa natural, dan optimasi yang konsisten. Praktiknya begini:
- Pilih platform sesuai perilaku audiens. Cara orang menyerap konten di LinkedIn beda jauh dengan TikTok atau Google Discovery.
- Buat konten yang terasa seperti bagian dari percakapan, hindari pitch formal yang kaku.
- Utamakan storytelling untuk membuka pintu, sisipkan penawaran setelahnya.
- Iterasi dan monitoring itu wajib. Hasil terbaik sering muncul setelah 6–8 minggu, bahkan 3 bulan untuk performa optimal.[6]
Intinya, sponsored content strategy bukan soal satu konten yang viral, tapi ritme yang relevan dan terus dioptimasi.
Brand Besar yang Berhasil dengan Native Ads
Salah satu native advertising examples yang sering dibahas adalah kampanye Dove bareng ELLE.[7] Formatnya advertorial, tapi isinya ngobrol soal body image dan self-esteem, bukan sekadar promosi deodorant.
Kontennya terasa seperti artikel majalah biasa, sehingga audiens menerima pesan soal body acceptance dulu, baru produk menyusul.
Contoh lainnya adalah Netflix yang menggandeng The New York Times dan Spotify untuk in-depth content soal “Orange Is the New Black” plus playlist personal “Stranger Things”. Dalam promosi ini, paid media integration bikin iklan jadi bagian dari pengalaman, bukan sesuatu yang mengganggu.Pada akhirnya, iklan yang terasa relevan adalah yang didengar oleh audiens. Kalau kamu ingin kampanye yang terasa natural, measurable, dan mendorong brand sekaligus revenue, BDD punya solusi lewat layanan Digital Advertising—terutama saat kamu mulai serius dengan native advertising.
Related Article
All Article
15 Dec 2025
Konten Aesthetic Belum Tentu Convert: Masalahnya Ada di Funnel
Konten aesthetic belum tentu menghasilkan penjualan. Cari tahu kenapa banyak brand gagal convert dan bagaimana funnel yang tepat bisa memperbaikinya.
Read More
All Article
15 Dec 2025
Website Keren Tapi Nggak Dipercaya? Ini Rahasianya Bangun Website Trust
Bangun website trust dengan elemen yang tepat. Pelajari cara bikin situs tampak kredibel, aman, dan layak dipercaya sejak kunjungan pertama
Read More
All Article
14 Dec 2025
Kenapa Kuis dan Poll Lebih Powerful dari Caption Panjang? Ini Penjelasannya
Cari tahu bagaimana interactive content marketing meningkatkan engagement dan bantu brand mengumpulkan data yang benar-benar berguna.
Read More