Di dunia bisnis yang semakin kompetitif ini, mengenali dan memilih strategi marketing yang works adalah kunci, Buddies. Dari banyaknya strategi marketing yang ada, terdapat dua strategi yang cukup populer; push marketing dan pull marketing.
Kedua strategi ini sebenernya sama-sama bertujuan buat menarik konsumen, tapi cara kerja dan hasil yang diharapkannya cukup berbeda. Biar lebih jelasnya, baca artikel ini sampai selesai.
Apa Itu Push Marketing?
Sesuai namanya, push marketing adalah strategi di mana brand ‘ngedorong’ promosi produk secara langsung kepada audiens. Biasanya strategi ini juga dikenal dengan outbound marketing atau direct response marketing. Push marketing ngelibatin promosi-promosi yang bertujuan untuk ngarahin audiens ke produk kamu lewat paid ads, commercial ads, atau content marketing di media sosial.
Strategi satu ini cocok banget buat ningkatin penjualan dalam waktu singkat, seperti saat perilisan produk baru atau selama event promosi khusus. Push marketing juga bisa efektif buat ngejangkau calon konsumen yang mungkin belum kenal sama brand kamu, Buddies. Strategi ini bisa kamu pake kalau misalnya kamu punya produk atau promo khusus yang mau dikenalin ke orang-orang yang belum tau produk kamu, tapi kemungkinan besar berminat untuk beli.
Apa Itu Pull Marketing?
Sebaliknya, pull marketing justru lebih berfokus untuk menarik minat audiens tanpa dorongan secara langsung. Strategi ini lebih ngedepanin edukasi, konten informatif, dan storytelling yang secara perlahan ngebuat konsumen tertarik untuk nyari tau lebih banyak tentang produk suatu brand. Jadi, pull marketing efektif banget dalam ngebangun hubungan jangka panjang dan ningkatin brand awareness.
Penerapan strategi pull marketing antara lain bisa lewat SEO untuk pembuatan konten website yang mudah ditemuin, artikel blog yang relevan, dan postingan media sosial yang bermanfaat.
Kapan Harus Menggunakan Push Marketing & Pull Marketing?
Sebenernya, penggunaan strategi push marketing dan pull marketing tergantung dengan objektif brands. Push marketing lebih cocok digunakan pada situasi mendesak, seperti ningkatin awareness dalam waktu singkat atau saat produk baru dirilis. Di sisi lain, pull marketing dikenal sebagai strategi jangka panjang yang ideal untuk ngebangun brand image dan ngedorong loyalitas konsumen. Pull marketing juga pas untuk bisnis yang udah punya basis konsumen kuat dan ingin memperluas jangkauan pasar secara organik.
Push Marketing & Pull Marketing: Mending Fokus Kemana?
Strategi ini nggak perlu dipilih salah satu loh, Buddies! Push marketing dan pull marketing bisa jadi kombinasi efektif buat ngehasilin keuntungan yang lebih optimal. Push marketing bisa ngasih dorongan cepat pada sales, sementara pull marketing ngejaga minat konsumen dalam jangka panjang. Dengan menggunakan keduanya secara strategis, brand bisa ngejangkau lebih banyak konsumen, baik yang nyari penawaran eksklusif maupun yang ingin terkoneksi lebih dalam.
Contohnya, brand yang ingin ningkatin sales saat Harbolnas atau Twin Date bisa memanfaatkan push marketing buat menarik perhatian dengan penawaran eksklusif. Tapi, setelah momen shopping event tadi selesai, mereka bisa berganti ke pull marketing untuk ngejaga engagement dan brand awareness.
BDD Services
Selain push marketing dan pull marketing, kamu juga bisa loh mengeksplor banyak strategi marketing lain untuk menambah keuntungan bisnis. Tapi kalau kamu masih bingung, tenang aja, kita bisa bantu.
Sebagai digital marketing agency, Boleh Dicoba Digital (BDD) menyediakan layanan konsultasi untuk mengatasi segala isu di bisnis kamu. Bahkan, BDD juga nawarin banyak services yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Mulai dari Digital Ads, Performance Creative, SEO, Growth Hack, Web Development, Community Development, sampai Corporate Training. Lewat berbagai services itu, kita udah meng-handle lebih dari 850 brand di berbagai industri.
Kamu kapan nih, Buddies? Kalau tertarik, yuk langsung aja hubungi BDD dan percayain semua permasalahan bisnis kamu pada kita!