All Article
Digital Marketing
Retargeting Ads: Strategi Efektif Mengubah Audiens Jadi Pembeli

Pernah nggak kamu lihat iklan produk yang sebelumnya kamu kunjungi di website, lalu tiba-tiba muncul lagi di Instagram, YouTube, atau bahkan saat browsing artikel? Nah, itu yang namanya Retargeting Ads.
Banyak orang mengira bahwa sekali pengunjung mampir ke website, langsung jadi pembeli. Faktanya, sebagian besar orang butuh waktu, pertimbangan, bahkan “diingatkan” dulu sebelum akhirnya klik tombol checkout.
Di era digital dengan persaingan ketat, retargeting jadi strategi penting untuk memastikan bisnismu tidak kehilangan calon pelanggan begitu saja. Di sinilah Retargeting Ads main peran: bikin calon pembeli terus ingat produkmu, lalu pelan-pelan mendorong mereka buat ambil keputusan.
Apa Itu Retargeting Ads?
Retargeting Ads adalah strategi digital marketing yang menampilkan iklan khusus untuk orang-orang yang sudah pernah berinteraksi dengan bisnismu. Bisa karena mereka:
- Pernah mengunjungi websitemu
- Melihat produk tertentu
- Meninggalkan barang di keranjang belanja
Tujuan utamanya sederhana: mengajak audiens kembali dan menyelesaikan aksi yang tertunda, entah itu pembelian, pendaftaran, atau sekadar mengisi form.
Kalau iklan biasa sifatnya menjangkau audiens baru, Retargeting Ads fokus ke audiens yang sudah punya minat. Karena itu, peluang konversinya lebih tinggi.
Jenis-Jenis Retargeting Ads
1. Pixel-based Retargeting
Metode ini menggunakan kode pixel atau cookie yang dipasang di website. Jadi ketika seseorang mengunjungi websitemu, sistem bisa melacak aktivitasnya dan menampilkan iklan yang relevan di platform lain.
Plus-Minus: Akurat dalam menargetkan pengunjung berdasarkan aktivitas mereka, tapi butuh traffic website yang tinggi supaya hasilnya maksimal.
2. List-based Retargeting
Kalau kamu punya database pelanggan (misalnya email atau nomor telepon), kamu bisa unggah list itu ke platform iklan. Nantinya, audiens dalam list tersebut akan melihat iklan spesifik sesuai data yang sudah ada.
Plus-Minus: Efektif untuk menjangkau pelanggan lama karena menggunakan data email/nomor kontak, tapi syaratnya kamu harus punya database yang cukup besar.
Platform Populer untuk Retargeting
- Google Ads (Display & Search Remarketing): Pilihan tepat kalau bisnismu punya banyak produk dan mau muncul lagi saat calon pembeli browsing atau searching.
- Facebook & Instagram Ads: Wajib dicoba kalau brand-mu butuh visual yang kuat untuk narik perhatian di feed dan stories.
- TikTok Ads: Pas banget kalau kamu main di audiens muda dan suka ngulik konten video kreatif..
- LinkedIn Ads: Solusi efektif kalau targetmu profesional dan bisnis B2B yang butuh decision maker tepat sasaran.
Kenapa Retargeting Ads Menguntungkan?
- Meningkatkan Brand Recall
Audiens lebih sering melihat brand kamu, sehingga lebih mudah diingat. - Konversi Lebih Tinggi
Karena audiens sudah tertarik sebelumnya, peluang mereka melakukan aksi jauh lebih besar dibanding audiens baru. - Efisiensi Biaya
Iklan hanya ditampilkan pada orang-orang yang berpotensi, bukan sembarang target. - Personalisasi Pesan
Kamu bisa bikin konten iklan yang relevan sesuai perilaku audiens. Misalnya, kalau mereka meninggalkan keranjang belanja, tampilkan iklan dengan reminder + promo khusus.
Dengan kombinasi brand recall, konversi lebih tinggi, dan biaya lebih efisien, retargeting jadi strategi wajib buat bisnis digital saat ini. Kalau mau tahu lebih dalam tentang bagaimana AI bisa memperkuat strategi ini, kamu bisa cek artikel ini: AI-Driven Retargeting: Cara Cerdas Digital Banking Ubah Pengunjung Jadi Nasabah Setia.
Panduan Praktis Memulai Retargeting Ads
- Pasang Pixel Tracking di Website
Ini langkah pertama dan wajib. Tanpa pixel, kamu nggak bisa kumpulkan data audiens. - Segmentasikan Audiens
Bedakan audiens berdasarkan perilaku, misalnya:
- Pengunjung 7 hari terakhir
- Orang yang meninggalkan keranjang
- Pengunjung halaman produk tertentu
- Pengunjung 7 hari terakhir
- Buat Konten Relevan
Sesuaikan pesan dengan tahap customer journey. Misalnya:
- Awareness: tampilkan value produk
- Consideration: tunjukkan testimoni
- Decision: kasih promo eksklusif
- Awareness: tampilkan value produk
- Tawarkan Insentif
Diskon, free ongkir, atau limited offer bisa jadi pemicu audiens menyelesaikan pembelian. - Atur Frekuensi Iklan
Jangan sampai audiens merasa dibombardir iklan. Cukup tampilkan beberapa kali agar mereka ingat, tapi tidak terganggu.
Contoh Penerapan Retargeting Ads
Bayangkan sebuah toko online fashion yang ingin meningkatkan penjualan kategori dress. Mereka bisa membuat segmen audiens khusus untuk orang yang sudah pernah melihat halaman dress dalam 7 hari terakhir. Setelah itu, iklan yang muncul bisa berisi promo koleksi dress terbaru dengan tambahan insentif, misalnya diskon 10% atau free ongkir. Strategi ini membuat iklan terasa lebih relevan karena menyasar orang yang memang sudah menunjukkan minat, sekaligus memberi dorongan ekstra agar mereka segera menyelesaikan pembelian.
Cara Mengukur Keberhasilan Retargeting Ads
- Click-Through Rate (CTR): Seberapa banyak orang yang klik iklan.
- Conversion Rate: Persentase audiens yang akhirnya membeli.
- Cost per Conversion: Biaya per hasil konversi.
- Return on Ad Spend (ROAS): Berapa besar keuntungan dibanding total biaya iklan.
Dengan metrik ini, kamu bisa tahu apakah kampanye Retargeting Ads berjalan efektif atau perlu dioptimalkan.
Retargeting Ads adalah strategi ampuh buat mengubah audiens jadi pembeli. Dengan menargetkan orang yang sudah punya ketertarikan, peluang konversi jadi jauh lebih besar.
Intinya, sebelum fokus ke audiens baru, pastikan kamu memaksimalkan potensi audiens lama yang sudah pernah berinteraksi. Pasang pixel, buat segmentasi, atur pesan iklan yang relevan, dan ukur hasilnya secara konsisten.
Kalau eksekusinya tepat, Retargeting Ads bukan cuma bikin penjualan naik, tapi juga memperkuat brand di mata audiens muda yang selalu online.
Mau optimalkan strategi Retargeting Ads untuk bisnismu? Yuk, diskusi bareng Boleh Dicoba Digital dan temukan campaign paling efektif buat brand-mu.
Related Article
All Article
03 Dec 2025
Bikin Konten Tiap Hari Tapi Minder? Begini Cara Hadapi Impostor Syndrome
Merasa kompeten tapi minder saat bikin konten? Pelajari cara mengatasi impostor syndrome agar percaya diri dan produktif di dunia digital.
Read More
All Article
03 Dec 2025
Capek Tapi Harus Kreatif? Ini Akar Masalah Creative Burnout di Dunia Agency
Creative burnout terjadi bukan karena nggak kompeten, Buddies. Cari tahu penyebab, dampak, dan cara mengelolanya dengan strategi sehat
Read More
All Article
27 Nov 2025
Strategi Digital Marketing Paling Ampuh untuk Melesatkan Penjualan Akhir Tahun
Akhir tahun adalah waktu emas untuk bisnis! Pelajari langkah demi langkah menyusun strategi pemasaran digital yang fokus pada konversi tinggi, dari Black Friday hingga Tahun Baru. Terapkan 4 strategi ini sekarang juga!
Read More