All Article
Digital Marketing
7 Contoh Platform E-Commerce, Mana yang Cocok Bisnismu?
Berbicara soal dunia bisnis di era digital, nggak lengkap rasanya kalau nggak bahas tentang aneka contoh platform e-commerce. Kenapa? Karena sekarang ini, berjualan online bukan lagi pilihan, melainkan keharusan.
Apalagi data Kementerian Perdagangan Republik Indonesia menunjukkan persentase konsumen di Indonesia yang menggunakan e-commerce untuk belanja naik sekitar 21,56% sejak 2020 dan diprediksi terus meningkat hingga 34,84% di 2029.[1]
Angka ini membuktikan kalau memanfaatkan e-commerce akan sangat menguntungkan untuk bisnismu. Tapi, pertanyaannya, mau pakai platform apa dan yang mana, nih? Untuk tahu jawabannya, yuk, cari tahu apa aja 7 contoh e-commerce yang bisa kamu pertimbangkan.
1. WooCommerce

Sumber: Website @WooCommerce
Apa saja platform e-commerce yang bisa kamu pertimbangkan? Pertama ada WooCommerce, program tambahan WordPress untuk membuat website toko online.
Sifatnya yang open-source, super fleksibel dan bisa customize to the max. Cocok banget untuk UMKM yang mau mulai jualan online tanpa harus bayar subscription mahal.
Kelebihan:
- Ada ratusan ekstensi siap pakai, baik gratis maupun premium yang bisa membuat toko online kamu makin canggih
- Integrasi dengan layanan pihak ketiga: Google Ads, MailChimp, Facebook, semua bisa nyambung, jadi marketing makin gampang.
Kekurangan:
- Hanya untuk WordPress: Jadi kalau kamu nggak pakai WordPress, kamu nggak akan bisa pakai layanan ini, Buddies.
- Pengelolaan Teknis: Butuh sedikit pemahaman teknis untuk mengelola website secara optimal.
2. Shopify

Sumber: Website @Shopify
Solusi “all-in-one” untuk berjualan online. Contoh platform e-commerce app ini menyediakan semua yang kamu butuhkan, mulai dari website, hosting, sampai fitur pembayaran. Semua bisa diatur dengan drag-and-drop yang super gampang.
Ini adalah platform e-commerce yang cocok untuk pemula dan bisnis yang kamu jangkau pasar global dengan cepat.
Kelebihan:
- User-Friendly: Ingin menambahkan gambar, tombol “Beli Sekarang”, atau teks di toko online? Tinggal klik elemen itu, tarik ke tempat yang diinginkan, lalu lepaskan.
- Unlimited Products: Nggak ada batasan jumlah produk yang bisa kamu unggah, Buddies!
Kekurangan:
- Fitur Terbatas: Beberapa fitur penting seperti laporan penjualan bulanan nggak tersedia di paket basic.
- Harga: Biaya bisa sedikit mahal untuk bisnis kecil.
3. Magento (Adobe Commerce)

Sumber: Website @Adobe
Magento adalah beast untuk bisnis besar, Buddies. Platform open-source enterprise-level ini perfect buat perusahaan menengah sampai besar yang butuh multi-store dan juga sistem kompleks. Cocok kalau kamu punya tim IT internal yang siap manage.
Kelebihan:
- Keamanan: Magento dikenal sebagai salah satu platform dengan sistem keamanan tinggi.
- Skalabilitas: Kuat menampung ribuan data dan lalu lintas traffic yang tinggi.
Kekurangan:
- Terlalu Rumit untuk Pemula: Butuh tim teknis untuk mengelolanya.
- Komunitas Kecil: Komunitasnya di Indonesia tidak sebesar platform lainnya.
4. Wix eCommerce

Sumber: Website @Wix eCommerce
Contoh e-commerce lainnya adalah Wix eCommerce. Ini fitur di Wix website builder yang bikin membuat toko online semudah main Lego: tinggal tarik sana-sini, klik sana-sini, langsung jadi. Cocok untuk small business atau kamu yang awam soal coding.
Kelebihan:
- Ada ratusan template professional: Hasilnya modern dan mobile-friendly.
- Fitur mudah diatur: Payment dan checkout fleksibel, shipping gampang diatur.
Kekurangan:
- Ketergantungan: Kamu nggak punya kontrol penuh. Kalau server mereka tiba-tiba rewel atau down, siap-siap situsmu ikutan offline.
- Kustomisasi Terbatas: Nggak sedetail platform lain yang dibuat khusus untuk bisnis besar dengan kebutuhan super spesifik.
5. BigCommerce

Sumber: Website @BigCommerce
Platform ini terkenal karena skalabilitas tinggi dan kemampuan multi-channel, Buddies. Bisa diandalkan untuk bisnis, khususnya yang mau dikembangkan untuk berjualan di website, marketplace, dan social media sekaligus.
Kelebihan:
- No Additional Fee: 0% biaya tambahan untuk setiap transaksi.
- Skalabilitas: Bisa tumbuh bersama bisnismu, tanpa penurunan performa.
Kekurangan:
- Sedikit Sulit: BigCommerce memang powerful, tapi jika Buddies baru belajar e-commerce, platform ini bisa terasa sedikit overwhelming.
- Fitur Terbatas: Beberapa fitur keren seperti menyelamatkan keranjang belanja atau filter produk hanya tersedia di paket Pro dan Enterprise-nya.
6. Squarespace

Sumber: Website @Squarespace
Squarespace adalah platform yang juara soal desain yang sleek juga eye-catching. Banyak kreator, dari fashion hingga fotografer, suka pakai platform ini karena bikin brand mereka terlihat lebih premium dan stylish. Buddies bisa mempertimbangkan ini jika fokus bisnis ada di branding dan visual storytelling.
Kelebihan:
- Desain Elegan dan Profesional: Template-nya modern dan estetis.
- Kemudahan Penggunaan: Editor drag-and-drop yang intuitif.
Kekurangan:
- Sedikit Pricey: You get what you pay for! Sesuai fitur dan fleksibilitas yang ditawarkan harga layanannya sedikit lebih mahal.
- Kurang Bisa Kreatif: Squarespace memang punya template kece, tapi kadang bisa membuat kreativitasmu agak “terkurung” karena harus mengikuti pola yang ada.
7. OpenCart

Sumber: Website @OpenCart
Contoh platform e commerce gratis adalah OpenCart. Ringan, open-source, juga punya komunitas aktif yang siap bantuin kamu. Cocok untuk bisnis kecil sampai menengah yang mau full control atas fiturnya tanpa harus keluar banyak cash.
Kelebihan:
- Gratis, modul, dan tema banyak.
- Komunitas aktif untuk troubleshooting.
Kekurangan:
- Kurang cocok buat pemula non-teknis.
- OpenCart aman menurut komunitasnya, tapi ada beberapa celah yang membuat platform ini “vulnerable” kalau kamu tidak mengelolanya dengan baik.
Akhirnya, pilihan platform yang paling tepat tetap balik lagi ke kebutuhan bisnismu. Di atas cuma sekilas insight tentang beberapa contoh platform e-commerce yang bisa jadi pertimbangan. Kalau kamu butuh konsultasi lebih atau mau langsung wujudkan website e-commerce yang solid, kami BDD siap jadi tangan kanan kamu!
Related Article
All Article
03 Dec 2025
Bikin Konten Tiap Hari Tapi Minder? Begini Cara Hadapi Impostor Syndrome
Merasa kompeten tapi minder saat bikin konten? Pelajari cara mengatasi impostor syndrome agar percaya diri dan produktif di dunia digital.
Read More
All Article
03 Dec 2025
Capek Tapi Harus Kreatif? Ini Akar Masalah Creative Burnout di Dunia Agency
Creative burnout terjadi bukan karena nggak kompeten, Buddies. Cari tahu penyebab, dampak, dan cara mengelolanya dengan strategi sehat
Read More
All Article
27 Nov 2025
Strategi Digital Marketing Paling Ampuh untuk Melesatkan Penjualan Akhir Tahun
Akhir tahun adalah waktu emas untuk bisnis! Pelajari langkah demi langkah menyusun strategi pemasaran digital yang fokus pada konversi tinggi, dari Black Friday hingga Tahun Baru. Terapkan 4 strategi ini sekarang juga!
Read More