Omnichannel retailing bukan sekadar istilah keren di dunia marketing belaka, tapi sudah jadi kebutuhan nyata buat konsumen masa kini. Nggak peduli belanja lewat Instagram, website, atau mampir langsung ke toko, yang penting prosesnya lancar tanpa drama.
Konsumen nggak mau lagi ribet, mereka ingin pengalaman belanja yang seamless dan konsisten di semua titik. Penasaran gimana brand bisa mewujudkannya? Yuk, kenalan lebih dalam dengan omnichannel retailing yang lagi senjata andalan banyak bisnis!
Omnichannel vs Multichannel: Apa Bedanya?
Banyak brand masih terjebak di strategi multichanel, yaitu punya banyak channel tapi jalan sendiri-sendiri alias silo. Akibatnya, pengalaman pelanggan terasa terpisah-pisah.
Beda dengan omnichannel retailing, di mana semua channel terhubung sehingga konsumen bisa dengan mudah melihat produk di Instagram, lanjut checkout di website, lalu ambil barangnya langsung di toko—tanpa hambatan.
Konsumen sekarang makin menuntut seamless shopping experience, mereka nggak mau ribet bolak-balik login, cek stok, atau beda harga antara platform.
Menurut Harvard Business Review, 73% konsumen menggunakan banyak channel dalam perjalanan belanja mereka dan mengharapkan transisi online ke offline yang natural dan nyaman.[1] Maka dari itu, integrasi sistem yang baik jadi kunci utama dalam customer journey retail hari ini.
Kenapa Omnichannel Penting Banget Buat Brand saat Ini?
Bukan sekadar ikut tren, brand butuh omnichannel karena pola belanja konsumen makin kompleks dan cepat berubah. Sebuah studi menunjukkan bahwa konsumen yang dilayani dengan strategi omnichannel memiliki lifetime value 30% lebih tinggi daripada single-channel buyer.[2]
Ini artinya, integrasi toko online dan offline bukan hanya bikin pengalaman belanja nyaman. Keputusan ini juga berdampak langsung pada loyalitas dan repeat order, Buddies.
Menariknya, dalam beberapa tahun terakhir, banyak brand yang tampak aktif di banyak channel justru kehilangan pelanggan.[6] Penyebab utamanya adalah konsistensi yang buruk dalam ngasih pengalaman yang terintegrasi—terdengar sepele, tapi pengaruhnya cukup besar.
Makanya, brand harus mulai paham kalau strategi omnichannel harus solid dan terpetakan. Selain menghindari masalah di atas, hal ini bantu mempertahankan kepercayaan sekaligus meningkatkan nilai pelanggan dalam jangka panjang.
Kunci Sukses Omnichannel Retailing
Nggak cukup cuma hadir di banyak channel, yang bikin strategi omnichannel untuk bisnis berhasil ada di balik layarnya. Yuk, kita kupas tiga kunci utama biar strategi ini nggak cuma keren di teori, tapi works di lapangan.
1. Unified Inventory
Photo by freepik on freepik
Sistem inventory yang rapi dan terhubung di semua channel jadi kunci pengalaman belanja omnichannel yang smooth. Tanpa itu, pelanggan bisa ketemu masalah kayak stok kosong atau info produk yang nggak akurat.
Kalau inventory udah terintegrasi, maka brand bisa kasih info real-time yang bikin belanja jadi lebih tepercaya.
2. Seamless Payment
Photo by upklyak on freepik
Menurut Baymard Institute, 17% pelanggan batal belanja gara-gara proses pembayaran yang ribet.[3] Artinya, pembayaran jadi titik krusial dalam customer journey.
Brand yang sukses pasti kasih opsi bayar yang gampang, familier, dan konsisten di semua channel—mau pakai e-wallet, kartu kredit, atau COD. Hasilnya? Cart abandonment turun, conversion naik, Buddies! Selain mengurangi cart abandonment, conversion rate juga ikut naik, Buddies.
3. Personalized Customer Experience
Photo by lifeforstock on freepik
Lewat strategi yang tepat dalam penggunaan omnichannel untuk bisnis, brand bisa kasih rekomendasi, promo, sampai layanan yang sesuai kebutuhan tiap orang—sangat personal.
Studi Salesforce juga bilang 66% pelanggan lebih loyal kalau merasa dipahami.[4] Personalisasi yang tepat bikin pengalaman belanja makin nyaman dan ujung-ujungnya, repeat order!
Teknologi aja nggak cukup—pelanggan akan betah kalau pengalaman belanjanya terasa nyambung dari awal sampai akhir. Kalau semua channel saling terkoneksi, loyalitas pelanggan bakal datang dengan sendirinya.
Teknologi yang Mendukung Omnichannel Strategy
Photo by rawpixel on freepik
CRM jadi otak dari omnichannel marketing. Data pelanggan dari semua channel terkumpul rapi dalam satu sistem. Dengan begitu, brand bisa langsung paham siapa pelanggan mereka dan apa yang mereka butuhkan.
Nah, tugas AI dan automation semakin menyempurnakan kerja CRM. Mulai dari merekomendasikan produk, otomatisasi promo, sampai bikin proses checkout jadi sat-set. Deloitte bilang, 80% pelanggan lebih suka brand yang memberikan pengalaman personal.[5]
Makanya, kombinasi CRM dan AI bikin pengalaman belanja omnichannel nggak cuma nyaman, tapi juga cepat, akurat, dan bikin pelanggan balik lagi, Buddies.
Saatnya Brand Kamu Belanja Tanpa Sekat
Photo by freepik on freepik
Omnichannel bukan lagi sekadar tren, tapi kebutuhan mutlak di dunia retail saat ini. Konsumen mengharapkan pengalaman belanja yang mulus, di mana saja mereka berinteraksi dengan brand kamu, Buddies.
Boleh Dicoba Digital (BDD) siap jadi partner yang pas untuk mewujudkannya. Mulai dari Website Development untuk platform yang nyaman, E-Commerce Management yang memastikan operasional berjalan optimal, Digital Performance agar traffic dan konversi maksimal, hingga CRM Integration yang bikin data pelanggan bekerja efektif.
Saatnya brand kamu kasih pengalaman belanja yang seamless dan konsisten lewat strategi omnichannel retailing yang tepat.