Sejak awal kemunculannya, TikTok langsung menarik minat pengguna media sosial di seluruh dunia, nggak terkecuali Indonesia. Aplikasi berbasis video pendek itu nggak butuh waktu lama untuk bertransformasi menjadi platform media sosial favorit masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, TikTok pun nggak cuma digunakan sebagai media hiburan saja, tapi juga media untuk berbisnis atau berdagang lewat TikTok Shop. Kehadiran TikTok Shop ini jadi keuntungan tersendiri bagi pelaku bisnis di tanah air berkat banyaknya pengguna di platform tersebut.
Khusus di Indonesia sendiri, TikTok Shop baru muncul pada April 2021 kemarin. Ini membuat Indonesia jadi salah satu negara pertama yang bisa mencicipi TikTok Shop di luar negara pengembangnya, China.Â
Indonesia Jadi Salah Satu Market Terbesar di Dunia
Walaupun relatif baru, tapi TikTok Shop sudah banyak dimanfaatkan oleh para pebisnis di Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan data yang menunjukkan jumlah download aplikasi TikTok Shop Seller Centre untuk para penjual tembus 5,5 juta. Angka itu sangat tinggi jika dibanding dengan negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, Vietnam atau Thailand.
Di Asia Tenggara, TikTok Shop dikabarkan telah meraup Gross Merchandise Value (GMV) sebesar $4,4 miliar sepanjang tahun 2022. Dalam jumlah tersebut, Indonesia menjadi salah satu negara dengan kontribusi terbesar.
Basis pengguna TikTok di Indonesia memang sangat besar. Jadi, nggak heran kalau Indonesia saat ini dinobatkan sebagai pasar terbesar kedua di dunia, setelah Amerika Serikat.
Perkembangan TikTok di Indonesia berbanding terbalik dengan Amerika Serikat. Walaupun menjadi pasar TikTok terbesar di dunia, tapi Amerika Serikat belakangan ini sedang dilanda kekhawatiran terkait ancaman blokir dari pemerintahnya.
Banyak Keuntungan yang Dirasakan Pedagang di Indonesia
Kehebohan TikTok Shop di Indonesia ini sampai mengundang sorotan media asing, Rest of World. Menurut media tersebut, TikTok Shop menjadi surga belanja bagi masyarakat, khususnya saat bulan Ramadan kemarin.
Dengan memanfaatkan TikTok Shop, banyak pebisnis yang membuat konten-konten produk sampai melakukan livestream untuk menarik minat konsumen. Berkat strategi diskon besar-besaran dan gratis ongkir, TikTok Shop pun banyak diminati dan merajai e-commerce di tanah air.
Nggak sedikit pebisnis yang berhasil meraup banyak keuntungan lewat TikTok Shop ini. Salah satunya Permata Hidayat, founder dari Caftanesia yang berjualan di TikTok Shop dengan melakukan livestream selama 18 jam pada bulan puasa kemarin.
Hasilnya, Hidayat berhasil menjual 1.500 kaftan setiap harinya selama bulan Ramadan. Hidayat mengaku angka itu melonjak 5 kali lipat dibanding penjualan normal.
âKami baru mencoba jualan di TikTok pada November 2021. Kami nggak nyangka platform ini bisa sangat membantu bisnis kami hingga sekarangâ. ujar Hidayat.Â
Pedagang di Indonesia yang ingin berbisnis bisa mendaftar secara gratis di TikTok Shop, tapi dengan beberapa syarat. Salah satunya memberikan dokumen resmi, seperti sertifikasi bisnis teregistrasi atau surat izin usaha.
Nggak cuma itu, pedagang juga harus menyetujui untuk membayar 1% komisi mereka dan Rp2.000 per item yang terjual. Jika semua sudah disepakati, mereka bisa menautkan akun TikTok mereka ke TikTok Shop.Â
Services Creative Content Development BDD
Walaupun terlihat mudah, tapi sebenarnya berjualan atau berbisnis di platform TikTok ini cukup menantang lho. Nggak sedikit pebisnis yang kebingungan untuk membuat konten yang bisa sesuai dengan target audiensnya.
Oleh karena itu, penting banget untuk merancang strategi yang ampuh agar penjualan di TikTok bisa efektif. Untuk membantu Buddies, Boleh Dicoba Digital (BDD) punya servis Creative Content Development yang salah satunya Content Creator (TikTok).
Content creator di BDD sudah berpengalaman di platform TikTok dan pastinya memiliki spesialisasi dalam membuat konten yang eye-catching. Kita berkomitmen untuk mengembangkan ide terkait brand dan produk Buddies yang belum terpikirkan sebelumnya.
Menarik âkan? Jadi, tunggu apa lagi? langsung saja kunjungi website Boleh Dicoba Digital (BDD) dan serahkan masalah produksi konten serta strateginya kepada kita!