Baby Boomers, Gen X, Gen Y, Gen Z, dan Gen Alpha, istilah-istilah ini pastinya sudah sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tapi, kamu ngerti nggak sih apa maksudnya?
Istilah Baby Boomers, Gen X, Gen Y (Milenial), Gen Z, dan Gen Alpha digunakan untuk mengkategorikan individu berdasarkan generasi kelahiran mereka. Setiap generasi ini memiliki karakteristik yang unik, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lingkungan, sosial, dan pengaruh orang tua.
Penasaran seperti apa karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing dari kelima generasi tersebut? Yuk simak penjelasannya di bawah ini!
1. Baby Boomers (1946-1964)
Generasi Baby Boomers adalah mereka yang lahir antara tahun 1946-1964, tepatnya setelah Perang Dunia II berakhir. Generasi Baby Boomers menjadi komponen penting dari populasi dunia, terutama di negara-negara maju.
Hal ini terjadi karena setelah Perang Dunia II, tingkat kelahiran global meningkat secara signifikan, menciptakan lonjakan jumlah bayi yang baru lahir, atau yang dikenal sebagai fenomena “baby boom”. Oleh karena itu, generasi ini disebut “Boomer”.
Dilahirkan dan dibesarkan oleh orang tua yang sangat tegas. Pengalaman ini membentuk Boomers menjadi individu yang memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi, kekuatan mental yang kuat, serta prinsip-prinsip yang teguh. Mereka juga memiliki komitmen yang erat terhadap loyalitas dan dedikasi.
2. Generasi X (1965-1976)
Pada awalnya, Generasi X disebut sebagai “Gen Bust” karena tingkat kelahirannya lebih rendah dibandingkan dengan generasi “Baby Boomers”. Generasi X dilahirkan pada periode awal perkembangan komputer, televisi kabel, permainan video, dan internet, yaitu pada rentang tahun 1965-1976.
Dibesarkan oleh generasi Baby Boomers, membuat Generasi X disebut sebagai “The Latchey Kids” atau anak-anak yang merasa kesepian karena orang tua mereka sibuk bekerja.
Walaupun begitu, Generasi X menunjukkan sifat-sifat seperti kedisiplinan, ketekunan dalam bekerja, kecerdasan, logika, kemandirian, serta perhatian pada keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Selain itu, mereka juga memiliki kemampuan yang baik dalam menyelesaikan masalah.
Sifat-sifat ini muncul sebagai hasil dari pengaruh kondisi dunia pada masa itu yang dilanda berbagai krisis ekonomi. Hal itu otomatis mendorong mereka untuk menjadi mandiri dan cerdas dalam mencari peluang.
3. Generasi Y/ Milenial (1977-1994)
Generasi Y atau disebut juga Generasi Milenial, merupakan generasi yang lahir antara tahun 1977-1994.
Lahir dan dibesarkan pada periode transisi teknologi, dari era analog menuju digital, menjadikan Milenial sebagai generasi pertama yang disebut sebagai “Digital Native”.
Milenial umumnya memiliki karakteristik berani untuk menyatakan pendapat, memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi, serta kemampuan berpikir kreatif.
Dibandingkan dengan dua generasi sebelumnya yang cenderung konservatif dan tegas, Milenial terkenal lebih ekspresif dan memiliki pola pikir yang terbuka.
4. Generasi Z (1995-2012)
Terdapat sejumlah perdebatan mengenai kapan dimulainya Generasi Z atau Gen Z. Pew Statistics menyebut dimulai pada tahun 1997, Statistics Canada menyebut tahun 1993, sementara yayasan Resolution menyebut tahun 2000.
Tapi, Alexis Abramson, seorang ahli dalam klasifikasi generasi, mengungkapkan melalui BBC, “kapanpun itu benar-benar dimulai, kita dapat dengan aman mengatakan bahwa kelompok ini masih muda dan tidak pernah mengenal kehidupan tanpa teknologi.”
Generasi Z tumbuh dalam era digital dan canggih, sebagian besar dari mereka telah berinteraksi dengan perangkat digital milik orang tua sejak kecil.
Rata-rata, Generasi Z sudah memiliki ponsel pertama mereka pada usia 10 tahun. Oleh karena itu, nggak heran jika mereka mahir dalam teknologi dan sangat lengket dengan gadget, bahkan dapat menghabiskan setidaknya 3 jam per hari di depan layar.
Tapi, dampaknya adalah Generasi Z menjadi sangat tergantung pada teknologi, gadget, dan aktivitas di media sosial. Ketergantungan ini juga menciptakan kecenderungan untuk menginginkan hasil yang cepat dan instan, selalu terburu-buru, dan memiliki sifat keras kepala.
Walaupun demikian, Generasi Z mampu memahami manajemen keuangan pribadi dengan cepat, lebih cepat dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Mereka juga sangat terbuka dan dapat menerima segala perbedaan yang ada dalam masyarakat.
5. Generasi Alpha (2012-2025)
Generasi Alpha, juga dikenal sebagai ‘anak-anak milenium’, merupakan generasi paling muda pada saat ini, dilahirkan dalam rentang tahun 2011-2025. Mengingat mereka masih berada dalam usia anak-anak, karakteristik umum mereka belum sepenuhnya terlihat dengan jelas.
Generasi Alpha menunjukkan kemampuan teknologi yang tinggi dan kecerdasan digital yang melebihi generasi sebelumnya.
Meskipun demikian, hal ini mungkin menjadi perhatian bagi orang tua, karena diperlukan strategi khusus dalam mendidik anak-anak yang lahir pada generasi ini agar mereka dapat menjadi individu yang mahir dalam teknologi sambil tetap menjunjung nilai-nilai kekeluargaan.
Gen Z vs Milenial
Generasi milenial dan Gen Z merupakan dua generasi yang dengan cepat mengikuti perubahan dan memiliki peran krusial dalam kemajuan suatu perusahaan pada era ini.
Kedua generasi ini merupakan generasi yang tumbuh seiring dengan perkembangan dunia, khususnya perkembangan teknologi. Tapi, perbedaan paling mencolok yang dimiliki oleh kedua generasi ini adalah perbedaan nilai, prinsip, tujuan, dan juga prioritas.
Beberapa hal lain yang menjadi pembeda antara generasi Z dengan Milenial, yaitu:
- Milenial Memiliki Kecenderungan Untuk Bekerjasama, Sementara Gen Z cenderung Bersifat Mandiri.
Milenial menunjukkan sifat kolaboratif, orientasi pada tim, dan hasrat untuk berkontribusi dalam lingkungan kerja terbuka. Mereka mendukung kerjasama dan merasa nyaman bekerja di ruang kantor yang mengedepankan partisipasi.
Sementara itu, Generasi Z cenderung lebih memilih bekerja secara mandiri, dengan 45 persen lebih memilih ruang kerja pribadi daripada kerja bersama. Mereka tumbuh dengan akses terus-menerus ke informasi melalui perangkat seluler mereka, dan menginginkan penilaian berdasarkan pencapaian individu mereka sendiri.
- Milenial Mengejar Job Roles, Gen Z Mengejar Career Paths
Milenial juga dikenal sebagai “job-hopping generation” karena mereka adalah generasi yang sering berganti pekerjaan. Sebaliknya, disebutkan dalam Technology Advice, Gen Z akan bertahan di perusahaan selama lebih dari 10 tahun jika organisasi tersebut selaras dengan nilai-nilai mereka.
Gen Z merupakan seseorang yang kompetitif di tempat kerja. Mereka mengikuti rekan-rekan mereka di media sosial dan ingin memastikan bahwa mereka selangkah lebih maju dari rekan-rekan mereka.
Gen Z terbiasa multitasking, mereka dapat melakukan beberapa pekerjaan sekaligus. Sementara Milenial memiliki perhatian yang mudah teralihkan.
- Milenial Lebih Idealis, Gen Z Lebih Pragmatis
Milenial memiliki sifat yang cenderung idealis, mereka akan mempertahankan nilai, kepercayaan, dan prinsip mereka dengan tegas. Meskipun sikap ini kadang dianggap keras kepala oleh orang lain.
Sedangkan sifat Gen Z yang pragmatis, membuat mereka mempertimbangkan berbagai hal sebelum membuat keputusan. Sifat pragmatis mereka menitikberatkan pada kepraktisan dan manfaat dari setiap keputusan.
Dalam Berjalannya suatu perusahaan, tentunya nggak bisa hanya didominasi oleh satu generasi saja. Puluhan bahkan ratusan karyawan dari generasi yang berbeda tentunya akan mendorong perkembangan sebuah perusahaan.
Keberagaman adalah faktor positif dalam perkembangan sebuah perusahaan, entah keberagaman budaya, agama, suku, maupun keberagaman generasi.
Itu dia pembahasan tentang generasi Baby Boomer, Generasi X, Generasi Y (Milenial), Generasi Z, dan Generasi Alpha. Juga, membahas perbedaan karakteristik Generasi Milenial dan Generasi Z dalam konteks dunia kerja. Tapi, menurutmu ada gak sih perbedaan lain antara Generasi Milenial dan Generasi Z ? Tulis pendapatmu di kolom komentar ya Buddies!