Strategi bisnis yang sukses saat Ramadan belum tentu bertahan setelah Lebaran. Selama bulan suci, engagement dan penjualan meroket—tapi begitu euforia hilang, banyak brand mulai kehilangan momentum. Audiens kembali ke rutinitas, interaksi menurun, dan promosi jadi terasa basi.
Lalu gimana caranya biar brand tetap eksis dan nggak tenggelam setelah Ramadan? Jangan khawatir, ada cara cerdas buat tetap relevan pasca-Lebaran!
Tantangan Pasca-Ramadan: Kenapa Engagement Bisa Drop?
Konsumen kembali ke rutinitas, pola konsumsi berubah, dan euforia media sosial mereda. Ditambah lagi, audiens yang sudah dibanjiri promosi selama Ramadan mulai merasa lelah dengan iklan.
Jadi apa saja tantangan utama yang bikin engagement drop?
1. Perubahan Prioritas Konsumen
Deskripsi: Perempuan kaget menatap laptop
Selama Ramadan, belanja online melonjak hingga 76,5%, terutama untuk fashion, makanan, dan hampers.[1] Namun, pasca-Lebaran, konsumen cenderung menahan pengeluaran dan kembali fokus pada kebutuhan esensial maupun rutinitas.
Nah, kalau brand tetap menggunakan strategi lama tanpa menyesuaikan pesan komunikasi, risikonya adalah kehilangan relevansi di mata audiens yang kini lebih selektif. Makanya, penting bagi brand untuk mengadaptasi pendekatan mereka untuk mempertahankan customer engagement.
2. Turunnya Interaksi di Media Sosial
Aktivitas media sosial jadi super ramai selama Ramadan—58% orang lebih sering scrolling dan berinteraksi.[2] Tapi setelah Lebaran? Hype-nya turun, audiens mulai fokus ke rutinitas, dan engagement pun ikut merosot.
Kalau brand masih pakai strategi pemasaran yang sama, maka kehilangan audiens jadi risiko yang harus dipersiapkan. Biar tetap nyambung, brand butuh pendekatan baru yang lebih fresh dan relevan dengan vibes pasca-Ramadan.
3. Keletihan Iklan (Ad Fatigue)
Bayangin, sebulan penuh audiens diserbu promosi dan diskon Lebaran di mana-mana. Setelah itu, mereka cenderung capek dan jadi lebih selektif terhadap iklan yang muncul di feed mereka.
Jika brand masih terus menggunakan pendekatan hard selling tanpa variasi, besar kemungkinan iklan bakal di-skip. Brand perlu menyegarkan strategi bisnis dengan pendekatan yang lebih relevan dan engaging.
Strategi Brand Agar Tetap Relevan Pasca-Ramadan
Nah, biar tetap relevan dan engage dengan audiens pasca-Lebaran, ini dia strategi yang bisa kamu terapkan!
1. Ubah Narasi: Dari Hard Selling ke Storytelling
Banjir promosi Ramadan bikin audiens makin jenuh dengan hard selling. Ini saatnya pakai pendekatan yang lebih manusiawi: storytelling.
Storytelling bukan cuma bikin konten lebih engaging, tapi juga meningkatkan konversi hingga 30%.[3] Selain itu, 75% pelanggan lebih menyukainya cara ini karena cerita lebih mudah diingat 22 kali lipat daripada fakta biasa.[4]
Biar strategi manajemen bisnis kamu tetap relevan, angkat insight unik yang menyentuh emosi tanpa terasa jualan banget.
2. Aktivasi Komunitas: Jaga Koneksi dengan Audiens
Interaksi brand pasca-Ramadan berpotensi anjlok kalau engagement nggak kamu pertahankan. Untuk itu, pemasaran digital berbasis komunitas bisa jadi solusinya!
74% bisnis B2B sukses meningkatkan loyalitas lewat strategi ini.[5] Konsumen juga lebih percaya keaslian—86% memilih brand autentik, dan 60% menganggap UGC (user-generated content) paling berpengaruh dalam keputusan beli.[6]
Nah, kamu bisa mulai dari program loyalitas, Buddies. Selain itu, diskusi interaktif maupun social challenge campaigns bisa bantu bangun koneksi yang lebih erat, bikin pelanggan tetap engage.
3. Kolaborasi dengan KOL & Influencer
Kolaborasi dengan influencer makin jadi andalan dalam digital marketing—terbukti, 72% influencer mengalami lonjakan kerja sama dengan brand![7] Micro-influencers, dengan engagement tinggi, bisa bikin brand tetap relevan tanpa terasa jualan banget.
Kampanye pasca-Lebaran, seperti self-care atau adaptasi ke rutinitas, terasa lebih natural di tangan mereka. Audiens pun lebih percaya rekomendasi dari figur yang relatable, bikin strategi ini efektif mempertahankan eksposur brand tanpa hard selling.
4. SEO & Evergreen Content: Bikin Konten yang Tetap Dicari
Ramadan boleh usai, tapi brand tetap bisa eksis di pencarian dengan konten evergreen. Artikel seperti “Tips Kelola Keuangan Pasca-Lebaran” atau “Cara Jaga Pola Hidup Sehat Setelah Ramadan” bakal terus dicari sepanjang tahun.
Strategi ini bikin traffic tetap jalan, sehingga brand nggak cuma laris pas Ramadan, tapi juga relevan kapan pun.
5. Optimasi Digital Ads: Beralih ke Remarketing
Setelah Ramadan, banyak audiens mampir tapi belum convert? Saatnya manfaatin remarketing!
Pengguna yang lihat iklan retargeting punya peluang hingga 70% lebih besar buat konversi, plus CTR-nya 10x lebih tinggi dari iklan biasa.[8]
Strategi ini juga bisa mengurangi abandonment hingga 6,5% dan ningkatin brand recall sampai 57%.[9] Biar makin efektif, refresh format iklan dan kasih promo eksklusif biar audiens tetap engage!
Ramadan Usai, Tapi Brand Harus Tetap Bersinar!
Ramadan boleh berakhir, tapi momentum brand nggak boleh ikut hilang, Buddies! Pastikan engagement tetap kuat dengan strategi yang tepat—dari Creative Strategy (SMM, KOL, Community Activation, SEO Articles) hingga Digital Ads yang efektif.
Boleh Dicoba Digital (BDD) adalah partner terbaik buat bantu brand kamu tetap relevan dan terus berkembang. Yuk, optimalkan strategi dan jaga koneksi dengan audiens!
Maksimalkan strategi bisnis pasca-Lebaran dengan layanan BDD yang cocok untuk brand kamu, Buddies!