Posted on 08 Jul 2024
Back to main article
Posted on 08 Jul 2024
Sumber: Unsplash

Buat kamu yang belum tahu istilah halo effect dunia marketing, coba deh simak ilustrasi ini:

“Suatu hari kamu membeli televisi di suatu perusahaan elektronik. Selang berjalan waktu, ternyata televisi tersebut awet dan memiliki performa baik. Karena kesan positif tersebut, akhirnya kamu percaya untuk membeli lini produk lainnya, seperti smartphone, kulkas, dan lainnya di perusahaan tersebut”.

Sudah kebayang? Nah, ilustrasi di atas merupakan salah satu fenomena halo effect. Jika pernah mengalami hal tersebut, seharusnya kamu sudah pernah terkena halo effect.

Kira-kira apa sih halo effect dan seberapa penting dalam membangun suatu brand?

Dilansir pada CXL, halo effect merupakan pengalaman positif suatu produk atau brand di masa lalu sehingga memengaruhi pelanggan untuk memilih produk atau layanan lain yang nggak terkait dengan brand yang sama. Kebalikan halo effect adalah horn effect yang merupakan pengalaman negatif di masa lalu.
Salah satu contoh penerapan halo effect adalah memainkan “daya tarik”. Melalui desain produk hingga pengemasannya yang menarik atau mengasosiasikan produk dengan sesuatu yang menarik (seperti seseorang berpenampilan menarik), tentunya konsumen akan merasakan suatu nilai dari produk tersebut sehingga menimbulkan kesan yang positif.

Bagaimana Penerapan Halo Effect dalam Dunia Marketing?

Sumber: Unsplash

Disadari atau nggak, penerapan halo effect ini sudah lama diterapkan guna sebagai media persuasi produk kepada konsumen. Tujuan utamanya adalah menciptakan kesan pertama yang positif di benak konsumen.

Dengan kesan positif, konsumen tentunya akan merasa puas dengan produk dan jasa yang dibeli sehingga memengaruhi persepsi mereka terhadap produk atau brand tersebut. Ini menciptakan brand loyalty karena konsumen akan loyal dengan lini produk lainnya pada brand tersebut.

Beberapa contoh brand dunia yang memanfaatkan halo effect adalah Apple. Siapa sih yang nggak tahu brand ini?

Apple merupakan perusahaan komputer dan elektronik asal Amerika Serikat dengan produknya yang terkenal, di antaranya iPhone, iPad, iPod, MacBook, dan produk lainnya. Apple menggunakan strategi dengan menawarkan iPod dengan harga yang lebih murah dibandingkan produk Apple lainnya untuk menjangkau pasar. Dengan user experience-nya yang baik dan hanya kompatibel dengan Macbook, konsumen semakin tertarik pengalaman iPod-Mac sehingga timbul halo effect yang mendorong penjualan Apple. Dan Apple mengulangi strategi tersebut dengan produk-produk lainnya.

Alhasil, Apple mampu membangun loyal customer, sehingga konsumen rela merogoh kocek hanya untuk membeli lini produk Apple.

Selain contoh di atas, apa saja strategi persuasi halo effect yang umum digunakan?

Dalam perkembangan bisnis dan beragam strategi persuasi, terdapat beberapa strategi yang umumnya digunakan di antaranya:

a. Dukungan selebriti (atau otoritas) yang memiliki daya tarik kuat dan reputasi baik

b. Penggunaan orang-orang berpenampilan menarik

c. Desain cantik (atau memberikan kesan pertama yang baik)

d. Fitur yang rusak menurunkan persepsi keseluruhan

e. Adanya dukungan brand perusahaan (besar)

f. Meningkatnya jumlah katalog perusahaan.

Bagaimana Cara Membangun Halo Effect melalui Digital Marketing?

Sumber: Unsplash

Di era digital ini, segala bentuk teknik persuasi dilakukan seefektif mungkin melalui digital marketing. Maka dari itu, sangat penting untuk membangun halo effect melalui penerapan digital marketing sebagai berikut:

1. Menerapkan Target Audiens

Dalam digital marketing, menentukan target audiens sangat penting demi mencapai pemasaran yang efektif dan efisien. Penentuan target audiens dapat melakukan riset demografi, status sosial, dan sebagainya. Dengan target audiens, pelaku bisnis akan mengetahui informasi konsumen, sehingga dapat melakukan pemasaran yang efektif.

2. Memanfaatkan Branding melalui Sosial Media

Nggak dipungkiri sosial media kini nggak hanya digunakan untuk komunikasi semata, tapi juga digunakan untuk promosi bisnis. So, sangat penting mengembangkan sosial media untuk mencapai target audiens seluas-luasnya dan membangun brand awareness.
Jika laman sosial media suatu brand terkesan baik, tentu audiens akan cenderung memilih produk tersebut karena kesadaran brand secara online yang kuat.

3. Memiliki Website Bisnis

Pertumbuhan eksponensial e-commerce membuat website perusahaan menjadi krusial. Selain itu, memiliki website akan membuat suatu bisnis terlihat kredibel dan profesional. Website dapat menjadi media penghubung antara brand dengan target audiens. Ini karena melalui website, kamu bisa membubuhi profil perusahaan, katalog produk, dan media promosi lain sebagainya. Untuk itu, menjadi suatu poin penting jika website perusahaan memiliki user experience yang baik, seperti terstruktur, informatif, loading speed yang singkat, dan sebagainya.

User experience yang baik akan menimbulkan kesan pertama yang positif dari audiens, sehingga sangat penting fungsi SEO dalam melakukan optimasi website bisnis.

4. Menguatkan Produk Andalan

Menawarkan dan memasarkan produk andalan menjadi salah satu strategi untuk mencapai halo effect. Dengan minim kekurangan dan lebih banyak keunggulan, audiens akan menganggap bahwa semua lini produk dari brand tersebut juga demikian.
Misalnya, iPhone secara sosial dianggap sebagai produk yang luar biasa. Hal ini menciptakan halo effect dengan menarik konsumen non-Apple untuk membeli produk Apple karena pengakuan sosial yang positif dari iPhone.

5. Menonjolkan Keunggulan Produk

Menonjolkan keunggulan produk dibandingkan produk kompetitor menjadi salah satu daya tarik paling kuat. Apa yang membedakan produk kamu, dibandingkan produk kompetitor?

Dengan keunggulan, kamu berhasil memengaruhi konsumen untuk memilih produk kamu mengembangkan loyal customer.

6. Bukti dan Testimoni yang Positif

Testimoni menjadi bukti pengalaman konsumen terhadap produk yang digunakan. Testimoni, pengujian hingga penghargaan yang positif sangat berguna untuk membangun halo effect. Ini karena target audiens akan melihat orang lain menikmati produk tersebut, sehingga akan timbul dorongan untuk mencoba produk tersebut.

Itu dia penjelasan tentang halo effect beserta 6 strategi membangunnya melalui digital marketing. Sangat penting untuk membangun kesan positif pertama di benak konsumen karena sekali mereka terkesan, mereka akan percaya dan menyukai produk kamu. 

Di era digital ini, diperlukan adanya sentuhan digital marketing dalam memasarkan produk. So, kamu yang ingin merintis maupun mengembangkan usaha wajib menerapkan digital marketing agar pemasaran produk kamu lebih efektif dan efisien menjangkau target audiens.

Buat kamu yang ingin belajar digital marketing, Boleh Belajar menjadi solusi atas kebingungan kamu. Dengan program bootcamp full-stack digital marketing, kamu bisa mendapatkan semua tentang digital marketing. And don’t worry, buat kamu yang nggak ada waktu untuk belajar digital marketing, ada Boleh Dicoba Digital juga siap untuk membantu mengembangkan bisnis kamu dengan strategi digital marketing.

Jadi tunggu apa lagi? Segera kepoin Kami!

Related Article

05 Sep 2024

Ingin Postingan di Instagram Nendang? Yuk, Pahami Strategi Untuk Meningkatkan Impresi Instagrammu!

Read More
05 Sep 2024

Tren Korean Wave Makin Populer di Indonesia! Apa Sih Dampaknya?

Read More
03 Sep 2024

Gali Potensi Brand dengan Memanfaatkan Authenticity dari User-Generated Content (UGC)

Bingung mau buat campaign UGC tapi nggak tau mulai dari mana? Cek artikel ini buat dapetin best practices-nya, Buddies!

Read More
Want to know more?

Want to know more?

Fill out this form below & consult with us!