Posted on 25 Mar 2025
Back to main article
Posted on 25 Mar 2025

Digitalisasi tradisi Ramadan makin mengubah cara kita menikmati momen Lebaran, termasuk soal makanan. Dulu, aroma opor ayam dan ketupat buatan ibu selalu jadi penanda khas. 

Sekarang? Millennials sibuk berburu resep autentik, sementara Gen Z lebih suka eksplorasi fusion food viral. Tapi, apa yang bikin makanan Lebaran tetap spesial? Nostalgia.

Dan kalau brand bisa mengemas nostalgia ini dengan strategi digital yang pas, engagement Ramadan bakal naik drastis!

Nostalgia Makanan Lebaran di Era Digital

Transformasi digital Ramadan nggak cuma mengubah cara kita belanja atau bagi-bagi THR, tapi juga cara kita menikmati makanan Lebaran. Dari resep keluarga turun-temurun hingga tren kuliner viral di TikTok, gimana nostalgia makanan Lebaran tetap hidup di era digital? 

Simak penjelasan berikut.

Millennials: Menjaga Tradisi & Rasa yang Autentik

Sebanyak 88% orang lebih memilih masak di rumah selama Ramadan,[1] membuktikan bahwa tradisi masak bareng keluarga masih kuat di kalangan Millennials. 

Hidangan klasik seperti ketupat, opor ayam, dan rendang juga menjadi warisan nostalgia yang dijaga turun-temurun. Meski internet menawarkan ribuan resep baru, Millennials tetap setia pada rasa autentik dari dapur keluarga. 

Menariknya, nostalgia ini nggak hilang di era digital. Justru, blog resep, video tutorial, hingga thread nostalgia di media sosial jadi cara baru untuk mengenang dan merayakan cita rasa Lebaran.

Gen Z: Eksperimental & Digital-First

Gen Z, yang mencakup 27,94% populasi Indonesia, terkenal sebagai generasi yang eksperimental dan digital first.[2] Mereka tetap suka makanan khas, tapi dengan sentuhan baru—ketupat sushi, rendang burger, atau dessert ala cafe yang viral di TikTok. 

Praktis adalah kunci—makanya frozen food, catering, dan buffet lebih dipilih daripada repot masak dari nol. Bahkan, belanja online kebutuhan Ramadan di Shopee dan TikTok jadi rutinitas, bukan sekadar opsi.[3] 

Menariknya, mereka nggak sekadar makan—mereka mendokumentasikan semuanya. Dari unboxing hampers, aesthetic food plating, hingga vlog “A Day in My Life: Lebaran Edition,” semuanya wajib tampil di Reels atau TikTok.

Strategi Digital Marketing: Mengemas Nostalgia agar Makin Engaging

Kalau brand bisa mengemas nostalgia yang powerful dengan tepat, kampanye digital Ramadan bisa bikin audiens terhubung secara emosional. Yuk, simak strategi berikut!

1. Social Media & Influencer Marketing

Promosi digital dan KOL campaign Ramadan terbukti efektif meningkatkan minat beli, dengan kontribusi hingga 55,8%.[4] Menariknya, 69% konsumen lebih percaya rekomendasi dari influencer daripada iklan brand langsung.[5] 

Tapi, hati-hati—mega influencer dengan jutaan followers hanya punya engagement rate 2-5%.[6] Artinya, impact lebih besar justru datang dari micro-influencer yang lebih relatable. 

Kampanye seperti #ResepLebaranKeluarga bisa menghidupkan nostalgia lewat storytelling autentik, video resep nostalgic, dan review makanan khas. Pada akhirnya, hal ini menciptakan koneksi emosional yang lebih kuat dengan audiens.

2. Aktivasi Komunitas & Digital Engagement

Pengalaman nostalgia yang dikemas dengan strategi digital bisa bikin audiens terhubung secara emosional. E-wallet dan QRIS, yang kini dipakai di 416 kabupaten dan 98 kota,[7] bukan sekadar alat pembayaran lagi. 

Hal ini telah mengubah salam tempel jadi pengalaman digital yang tetap hangat. Plus, TikTok Challenge Ramadan seperti “Tebak Makanan Lebaran” dan “Best Lebaran Food Pairing” bikin engagement meroekt hingga 40% karena audiens merasa ikut serta dalam tradisi dengan cara baru.[8]

Lebih dari apa pun, interaksi komunitas makin kuat lewat user-generated content, sehingga nostalgia Lebaran tetap hidup sekaligus interaktif dan relevan di era digital!

3. SEO & Storytelling Berbasis Nostalgia

Strategi SEO yang tepat bisa bikin traffic organik meroket—bahkan ada studi kasus yang menunjukkan kenaikan hingga 754% dalam 9 bulan.[9] 

Artikel dengan keyword seperti “Resep Lebaran Tradisional” atau “Makanan Lebaran Viral 2024” bisa bantu brand muncul di pencarian, apalagi kalau kamu mengemasnya dengan storytelling yang kuat. 

Menariknya, landing page bertema seasonal—seperti Ramadan—juga berpotensi meningkatkan konversi, dengan 10% situs terbaik mencapai lebih dari 11,4% conversion rate.[10] Jadi, mengemas nostalgia bukan cuma kenangan, tapi juga trik cerdas ningkatin engagement dan penjualan.

4. Digital Ads yang Membangkitkan Nostalgia

Iklan digital juga bisa lebih powerful kalau bisa membangkitkan nostalgia. Visual retro atau throwback ads, misalnya, bisa ningkatin brand awareness hingga 8% karena bikin audiens teringat kenangan manis masa kecil.[11] 

Sementara countdown campaign seperti “Sebulan Lagi Lebaran! Sudah Siap dengan Menu Nostalgia?” juga bikin urgensi. Selain nge-boost minat beli 33,8%,[12] langkah ini juga memengaruhi keputusan belanja hingga 43,1%.[13] 

Jadi, nostalgia bukan cuma kenangan, tapi bisa jadi strategi digital yang bikin Ramadan campaign makin relate dan engaging.

Maksimalkan Nostalgia & Digitalisasi Ramadan

Makanan lebaran lebih dari sekadar hidangan, Buddies. Ini soal nostalgia, kenangan, dan strong emotional bonds. Dengan strategi digital marketing yang tepat, brand bisa mengemas nostalgia ini adar lebih relatable dan engaging selama Ramadan. 

Dari Creative Strategy, SEO, WebDev, dan Digital Advertising, semua bisa kamu optimalkan untuk storytelling yang lebih kuat. Tapi biar hasilnya maksimal, serahkan saja pada Boleh Dicoba Digital (BDD)! BDD siap bantu brand kamu menaklukkan Ramadan dengan strategi digital yang impactful! 

Yuk, wujudkan kampanye yang berkesan dan relevan dengan digitalisasi tradisi Ramadan bersama BDD!

Related Article

tren kreatif di indonesia
22 Apr 2025

Tren Kreatif di Indonesia: dari AI sampai Konten yang Rooted ke Budaya

Tren kreatif di Indonesia makin bergerak ke arah yang lebih bermakna. Brand wajib beradaptasi, dari AI hingga konten yang berakar ke budaya!

Read More
creative data
21 Apr 2025

Bukan Cuma Estetika! Begini Cara Creative Data Bantu Kampanye Lebih Nendang

Creative data bisa bantu brand bikin konten yang relevan, berdampak, dan tetap berkarakter. Ini cara tingkatkan hasil tanpa buang idealisme!

Read More
soft power dalam digital marketing
20 Apr 2025

Empathy is Power: Soft Power dan Dominasi Strategi Perempuan dalam Digital Marketing Modern

Pendekatan soft power dalam digital marketing bantu brand membangun hubungan yang lebih empatik, relevan, dan jangka panjang

Read More