Saat seorang product developer akan membuat atau mengembangkan produk, pasti butuh brainstorming dan sketching untuk memaksimalkan output. Tapi sebenernya nggak cuma itu loh. Product developer juga perlu membuat prototype dari konsep produk yang udah ditentukan.
Memangnya prototype itu apa sih? Prototype adalah model produk versi awal yang dibuat untuk menguji konsep. Pembuatan ini penting banget karena bisa dijadikan tool untuk mengkomunikasikan visi sebuah produk kepada para stakeholders.
Prototype sendiri ada beberapa jenisnya, seperti:
- Low-fidelity Prototype: Gampang dibuat tapi pengujian fungsionalitas terbatas
- High-fidelity Prototype: Udah memperlihatkan gambaran jauh lebih detail dari segi design, functions, dan interactions.
- Functional Prototype: Berfokus untuk menguji fungsionalitas produk dan mengidentifikasi technical issue.
- Interactive Prototype: Prototype yang bisa meniru perilaku dan respons produk sebenarnya.
Nah setelah kamu tau pengertian dan jenis-jenis prototype, kamu juga harus tau nih gimana cara membuatnya. Pas banget, di artikel ini kita bakalan ngasih tau tahapan-tahapan dalam pembuatan prototype. Simak, ya!
1. Mengembangkan konsep
Tahap pertama dalam proses pembuatan prototype adalah dengan mengembangkan konsep. Tahap ini jadi langkah yang cukup krusial karena untuk memastikan bahwa ide-ide yang dihasilkan nggak cuma sekedar kreatif dan inovatif, tapi juga bisa diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan users.
2. Membuat design awal
Membuat design awal bisa membantu mempercepat proses pembuatan prototype dengan menyediakan dasar visual yang bisa diuji dan dievaluasi. Dengan design awal ini, nantinya tim developer akan lebih mudah mengidentifikasi dan memperbaiki masalah sebelum design final-nya dibuat.
3. Membangun prototype
Setelah design awal berhasil dibuat, selanjutnya fokus pada membangun prototype yang sebenarnya. Pastikan semua feedback dan berbagai evaluasi di tahap-tahap sebelumnya udah diselesaikan, karena prototype ini nantinya akan digunakan sebagai acuan oleh tim developer dalam mengembangkan produk.
4. User testing
Setelah proses membangun prototype selesai, tahap selanjutnya adalah melakukan user testing yang bertujuan untuk mendapatkan feedback dari pengguna yang akan menggunakan produk tersebut. User testing ini akan jadi salah satu tahap akhir sebelum produk diluncurkan ke publik.
5. Mengevaluasi dan menyempurnakan produk
Tahap terakhir yang juga nggak kalah penting adalah mengevaluasi dan menyempurnakan produk berdasarkan hasil evaluasi user testing. Ini adalah langkah vital untuk memastikan bahwa prototype memenuhi semua persyaratan dan harapan sebelum menjadi produk akhir atau sistem yang siap digunakan.
Nah itu tadi penjelasan tentang prototype, mulai dari pengertian, jenis, sampai tahapan-tahapannya. Setelah liat penjelasan di atas, kamu udah siap belum nih buat bikin prototype sendiri?
Sebenarnya pembuatan prototype bisa untuk apa aja, mulai dari aplikasi, program, sampai website. Khusus website sendiri, sekarang ini memang udah makin populer untuk bisnis karena bisa jadi salah satu channel untuk berjualan.
Web Development Service BDD
Kalau kamu baru ingin membuat website dan butuh bantuan, kita bisa bantu loh! Boleh Dicoba Digital (BDD) punya servis Website Development yang didalamnya terdapat beberapa kategori servis lain, seperti E-Commerce and Web Development, Website Maintenance, Web Apps Development, dan Enterprises Information System.
Kamu bisa menyesuaikan berbagai servis Website Development itu dengan kebutuhan bisnis. Kamu juga nggak perlu khawatir dengan hasilnya nanti, karena kita punya tim profesional yang terbaik di bidangnya.
Sampai sekarang, sudah ada lebih dari 50 brand yang bekerja sama dengan BDD lewat servis Website Development. Selanjutnya giliran kamu nih, Buddies! Yuk, langsung aja hubungi kita atau klik WebDev BDD untuk dapetin info selengkapnya.
Baca juga: Kupas Tuntas Jenis-Jenis Prototype untuk Produk Digital, Udah Tau?