Video vertikal kini jadi raja di media sosial—nggak heran, 80% lalu lintas sosial media datang dari mobile![1] Siapa yang masih mau repot nonton video horizontal sambil muter layar?
Audiens lebih nyaman scrolling tanpa gangguan, makanya format ini makin mendominasi. Tapi gimana caranya agar brand bisa memanfaatkan tren ini buat engagement yang lebih gila?
Yuk, pelajari strategi jitu yang bisa bikin marketing kamu makin efektif!
Kenapa Video Vertikal Jadi Tren di Digital Marketing?
Berikut adalah alasan kenapa format video yang vertikal ini wajib masuk ke list digital marketing brand kamu.
Perubahan Perilaku Konsumen
Tren video vertikal makin booming karena audiens lebih banyak scrolling di smartphone. Orang malas ribet muter layar, sehingga format ini terasa lebih alami dan nyaman.
Apalagi platform seperti TikTok dan Instagram Reels memang dirancang untuk pengalaman mobile-first. Menariknya, video vertikal punya peluang 90% lebih tinggi untuk ditonton sampai akhir daripada format horizontal.[1]
Dukungan Algoritma Media Sosial
Photo by lcd2020 on freepik
Pernah perhatiin kenapa konten di FYP TikTok, Explore Instagram, atau YouTube Shorts didominasi oleh format vertikal? Bukan kebetulan—algoritma lebih memprioritaskan format vertikal karena lebih engaging di mobile.
Platforms ini juga secara native mendorong konten yang sesuai dengan kebiasaan pengguna, bikin reach organik makin luas tanpa harus ngeluarin budget iklan besar. Makanya, brand yang mau visibilitas tinggi harus mulai serius manfaatin forma ini.
Manfaat Video Vertikal untuk Strategi Marketing
Berikut adalah berbagai keunggulan format vertikal pada video untuk marketing strategy—bisa untuk brand kamu!
1. Meningkatkan Engagement dan Interaksi
Keunggulan video vertikal ada di pengalaman full-screen yang bikin audiens fokus tanpa gangguan. Nggak perlu miring-miringin layar, konten langsung terasa lebih imersif dan personal untuk mereka.
Storytelling juga lebih engaging, sehingga brand lebih mudah membangun koneksi emosional. Makanya, kalau mau konten yang bisa narik perhatian dan ningkatin interaksi lebih tinggi, format vertikal adalah pilihan yang wajib kamu maksimalkan, Buddies.
2. Lebih Relevan untuk Berbagai Platform Digital
Sekarang, engagement video vertikal makin maksimal karena format ini jadi standar di TikTok, Instagram Reels, YouTube Shorts, dan Snapchat. Brand nggak perlu ribet bikin banyak versi konten—cukup satu vertical video langsung bisa optimasi di berbagai platform.
Hasilnya? Jangkauan organik lebih luas, distribusi lebih efisien, tapi tetap impactful. Kalau mau konten yang praktis tapi tetap bisa ningkatin visibilitas dan engagement, vertical videos jelas pilihan yang nggak boleh kamu lewatkan.
3. Fleksibilitas dan Kreativitas dalam Pembuatan Konten
Optimasi video vertikal bikin brand lebih fleksibel dalam bikin berbagai jenis konten. Mau tutorial singkat, behind-the-scenes, testimoni pelanggan, atau iklan interaktif? Semua terasa lebih engaging di layar mobile.
Durasi pendeknya bikin pesan lebih gampang diterima tanpa bikin audiens bosan. Plus, storytelling yang kuat dan CTA yang efektif, vertical video bisa jadi alat marketing paling powerful buat ngangkat engagement dan konversi
Tips Membuat Konten Vertikal yang Efektif
Meskipun sudah pakai format vertikal, masih ada potensi kalau video kamu cuma lewat begitu aja di feed. Berikut adalah beberapa hal yang wajib kamu perhatikan ketika bikin konten mobile-first.
1. Kualitas Visual Harus Maksimal
Photo by Meta
Strategi video vertikal yang efektif butuh visual yang tajam dan profesional. Pencahayaan harus pas, resolusi jernih, dan komposisi rapi biar makin eye-catching. Jangan lupa tambahkan subtitle atau teks overlay—banyak audiens scroll tanpa suara.
2. Gunakan Storytelling yang Menarik
Photo by freepik on freepik
Bikin audiens kepo di tiga detik pertama video kamu biar nggak skip. Pakai format “problem-solution” atau “before-after”, karena pola ini bikin mereka penasaran dan terus nonton konten kamu sampai akhir. Makin relatable, makin gampang nge-hook perhatian.
3. Optimasi untuk Konsumsi Mobile
Photo by NataliBrown on Pinterest
Bikin teks dan visual yang terbaca di layar kecil, jangan sampai nyusahin audiens! Durasi juga penting—15-60 detik udah pas buat nge-blend sama kebiasaan scrolling. Makin singkat, makin to the point, makin gampang audiens nonton sampai habis.
4. Gunakan Data dan Uji Coba (A/B Testing)
Photo by freepik on freepik
Jangan asal upload, Buddies! Pantau metrik, seperti watch time, share, dan retention rate buat tahu performa video kamu. Coba A/B testing dengan variasi format, CTA, maupun durasi biar tahu strategi mana yang paling bikin audiens stay dan engage.
Maksimalkan Strategi Marketing dengan Video Vertikal
Format vertikal pada video telah menjadi standar baru dalam marketing di era digital yang serba mobile. Dengan dukungan algoritma, engagement tinggi, dan fleksibilitas konten, brand yang ingin tetap relevan harus mulai adaptasi.
Boleh Dicoba Digital (BDD) siap membantu! Dari Creative Strategy, Digital Ads, hingga Content Strategy & SEO, semua strategi terbaik ada di sini.
Saatnya maksimalkan potensi bisnis kamu dengan video vertikal yang engaging dan impactful, bareng BDD!